JAKARTA – SMA Labschool Kebayoran kembali mengirimkan siswanya dalam perjalanan misi budaya Indonesia ke Sozopol, Bulgaria. Dalam kegiatan kebudayaan ini, mahasiswa memenuhi tugas pemerintah untuk menciptakan persahabatan dan membantu menjaga perdamaian dunia.
Menurut Kepala Sekolah Labschool Kebayoran, Risang Danardana L., proyek budaya ini dibuat untuk membantu siswa mengekspresikan minat, minat, dan bakat seninya, serta mendapatkan pengalaman nyata.
Siswa dapat membangun soft skill belajar, kerjasama tim, kejujuran dengan teman sebaya, tanggung jawab, kemandirian atau disiplin diri, dan keterampilan hidup lainnya.
Selain itu, sebagai duta besar saya akan menciptakan komunikasi dengan negara lain dan teman-teman baru sebagai warga dunia. Melalui komunikasi yang baik antar generasi muda lintas negara, pelajar dapat membangun persahabatan antar manusia dan negara.
“Proyek ini dibuat untuk memperkenalkan budaya India ke luar negeri, dengan cara ini akan terjalin hubungan antar generasi baru. Diharapkan melalui persahabatan misi budaya dapat terjalin dan pada akhirnya perdamaian dunia” akan terwujud. diketahui, kata Risang kepada pers, Rabu (26/6/2024).
Selain itu, sebagai penerus masa depan Indonesia, mahasiswa juga akan diberikan kesempatan untuk membawa perdamaian bagi dunia. Perdamaian antar negara tidak perlu dicapai ketika terjadi perang dan konflik antar negara, namun perdamaian harus dibangun pada generasi baru.
“Bertemu dengan bangsa lain, saling mengenal budaya masing-masing, saling menghargai, saling menghargai akan menjaga silaturahmi, bukan perang atau konflik sebelum berdamai, namun hal ini mungkin menjadi penghambat berkembangnya hubungan antar bangsa,” jelasnya. .
Kebayoran Labschool telah melakukan kegiatan kebudayaan di berbagai negara hingga tahun 2024, hal ini akan dilakukan di Bulgaria. Ketua Program Kebudayaan 2024 SMA Labschool, Calissa Atila Ramadina mengatakan, pelatihan selama tiga bulan telah disiapkan untuk melaksanakan program kebudayaan tahun ini.
Banyak tarian yang akan ditampilkan pada acara kebudayaan di Bulgaria tahun 2024 ini. Tarian tradisional tersebut antara lain tari Gek dari Bali, Lancang Kuning dari Riau, Maling Kundang dari Sumatera Barat, dan tari campuran Zapin Aceh. “Diantara semua tariannya, kami menonjolkan tarian dari Aceh dan bertemakan tsunami,” kata Calissa.
Dalam sebuah tarian asal Aceh, para pelajar ingin mengingatkan masyarakat akan peristiwa 26 Desember 2004. Dalam peristiwa tersebut banyak orang meninggal dunia yang sangat menyedihkan. “Kami akan berbagi bagaimana masyarakat Aceh bisa pulih pasca bencana tsunami,” ujarnya.
Wakil Ketua Cultural Mission 2024, Alysha Awaluddin mengatakan, krisis topan Aceh ini akan menjadi pembelajaran baik bagi semua orang untuk peduli melampaui batas agama, budaya, dan negara. Semua orang bekerja sama untuk mendaki. “Kami ingin menunjukkan semangat masyarakat Aceh yang kini bergerak cepat pasca tragedi ini,” jelasnya.
Ia berharap dengan Misi Kebudayaan 2024 mampu mencapai tujuan terbaik demi perdamaian dunia dan kebanggaan Indonesia, serta mengangkat nama baik dan kejayaan Labschool.