October 22, 2024
Hari Diabetes Nasional 18 April, Bila Tak Terkontrol Berujung Komplikasi

Hari Diabetes Nasional 18 April, Bila Tak Terkontrol Berujung Komplikasi

0 0
Read Time:2 Minute, 6 Second

harfam.co.id, Jakarta Setiap tanggal 18 April diperingati sebagai Hari Diabetes Nasional oleh Kementerian Kesehatan RI. 

Tujuan Hari Diabetes Nasional adalah untuk menyadarkan masyarakat bagaimana menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit diabetes.

Sekadar informasi, Indonesia menempati peringkat kelima dengan angka penderita diabetes melitus (DM) tertinggi di dunia.

Virus yang juga dikenal sebagai silent killer dan induk penyakit ini menimbulkan masalah dan penyebab kematian di Indonesia, menurut dokter kandungan Cindya Klarisa Simanjuntak dari RSUD Tamansari, Jakarta.

Jika seseorang mengidap diabetes yang tidak terkontrol, hal tersebut dapat menimbulkan masalah.

Mulai dari penyakit jantung, penyakit ginjal kronis, kerusakan saraf, gangguan kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, stroke, hingga penyakit jiwa, kata Cindya dalam rilis yang diperoleh Health harfam.co.id. Apa penyebab diabetes tipe 2

Dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, ada banyak faktor risiko terjadinya diabetes melitus tipe 2, yaitu:

1. Beban

Orang dengan indeks massa tubuh (BMI) tinggi lebih mungkin terkena diabetes. BMI adalah indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Bagi orang Asia, BMI >= 24kg/m2 berarti kelebihan berat badan.

2. Menundukkan badan

3. Makanan

Mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang mengandung gula dan manisan meningkatkan risiko diabetes.

 

 

4. Riwayat keluarga

Studi menunjukkan bahwa anak penderita DM tipe 2 memiliki risiko 30-70% terkena DM tipe 2.

5. Berat badan lahir rendah atau lahir

Bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur mempunyai risiko lebih besar terkena DM tipe 2.

6. Pola hidup sehat tidak dilakukan setiap hari.

 

Ketahui Tanda dan Gejala Diabetes : Gejala DM adalah: cepat haus (polidipsia), sering buang air kecil (poliuria), dan cepat lapar (polifagia)/3P. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Kebutaan. Penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

Untuk menegakkan diagnosis DM, diperlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl HbA1c >= kadar glukosa darah 6,5% setelah 2 jam tes glukosa oral >= 200mg/ dl Gejala DM memiliki glukosa darah bila > = 200mg/dl.

 

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pengobatan dini lebih baik dari pada terlambat, menurut Cindya.

Deteksi dan pengobatan dini akan mengurangi risikonya, ujarnya.

PERKENI (Persatuan Endokrin Indonesia) merekomendasikan orang-orang berikut untuk pemeriksaan langsung:

1. Orang dengan berat badan >= 23kg/m2 yang tidak aktif, orang tua penderita DM, penderita darah tinggi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom ovarium polikistik, riwayat penyakit jantung.

2. Orang yang berusia di atas 45 tahun dengan atau tanpa faktor risiko.

3. Individu berisiko tinggi dengan hasil tes glukosa plasma harus diulang setiap 3 tahun. Orang-orang dalam kelompok diabetes harus diperiksa ulang setiap tahun.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link