December 30, 2024
Indonesia Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos untuk Keketuaan ASEAN 2024

Indonesia Hibah Rp 6,5 Miliar ke Laos untuk Keketuaan ASEAN 2024

0 0
Read Time:2 Minute, 49 Second

harfam.co.id, Jakarta Indonesia Pemerintah Republik Indonesia menyalurkan bantuan sebesar Rp6,5 miliar melalui Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau AID Indonesia untuk mendukung Ketua ASEAN 2024 khususnya Pemerintah Laos dalam proses keuangan ASEAN.

Tujuan dari program hibah ini adalah untuk memberikan dukungan teknis kepada pejabat Kementerian Keuangan Laos untuk mempersiapkan agenda penyelenggaraan KTT ASEAN 2024, termasuk kegiatan sharing session, peningkatan kapasitas dan penyelenggaraan pertemuan.

Dukungan ini tidak hanya menunjukkan komitmen eratnya kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Laos, namun juga menekankan pentingnya melanjutkan kemitraan tersebut, kata Wakil Menteri Keuangan Suhasil Nazara dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Dijelaskannya, pada masa Presidensi ASEAN tahun lalu, Indonesia memiliki banyak inisiatif yang masih perlu dilanjutkan untuk Presidensi ASEAN 2024, terutama inisiatif-inisiatif baru yang diusulkan Indonesia di bidang keuangan seperti kerja sama ekonomi dan kesehatan (ASEAN Joint Finance and Health Ministerial Meeting ). ) dan pembentukan Forum Perbendaharaan ASEAN.

Selain itu, komitmen Indonesia terhadap proses keuangan ASEAN juga diwujudkan dengan membantu penciptaan logistik dan pengaturan logistik yang kritis. Dalam pelaksanaan kegiatannya, LDKPI bekerja sama dengan Badan Kebijakan Pajak (BKF) Kementerian Keuangan.

Selanjutnya, pada kepresidenan ASEAN tahun 2024, Laos bertanggung jawab untuk menetapkan prioritas kepresidenan tahun 2024 dan juga bertanggung jawab untuk melanjutkan agenda wajib.

Dukungan pemerintah Indonesia terhadap Laos akan mengarah pada kerja sama ekonomi ASEAN yang akan memperkuat stabilitas dan integrasi ekonomi di kawasan, serta pembangunan ekonomi dalam menghadapi tantangan pasca pandemi Covid-19, yaitu konektivitas, keberlanjutan, dan daya tanggap ASEAN.

Menteri Koordinator Perekonomian Airlanga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional untuk mewujudkan impian Indonesia Emas 2045. Salah satu strategi politiknya adalah dengan mendorong kerja sama internasional.

Sebagai mitra global, Indonesia telah berperan aktif dalam membentuk arah perekonomian global dengan berpartisipasi di banyak forum internasional. Saat ini, Indonesia juga menjadi negara pertama di Asia dan negara Asia Tenggara ketiga yang mencapai status open for accession Discussion untuk menjadi anggota penuh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

“Melalui kerja sama di berbagai platform internasional, Indonesia juga mengarahkan kondisi global yang menguntungkan, khususnya bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan standar global seperti OECD, tentunya kita berharap dapat mencapai multiplier effect berupa kepercayaan internasional terhadap lingkungan investasi Indonesia. . kata Intelijen Strategis Indo-Pasifik (IPSI) Airlanga Hartarto saat peluncuran program Jumat (8/3/2024) yang dikutip dalam keterangan tertulis.

Partisipasi sebagai negara anggota OECD dipandang mempunyai potensi dampak yang luas bagi Indonesia. Berdasarkan kajian pemerintah, hasil ini memungkinkan Indonesia meningkatkan PDB sebesar 0,94%, serta meningkatkan investasi di Indonesia oleh negara-negara OECD sebesar 0,37%, yang didukung oleh tingginya permintaan ekspor dari anggota OECD menjadi Arus investasi dalam negeri.

Selain melalui berbagai forum internasional tersebut, Indonesia juga berperan dalam membangun stabilitas kawasan, khususnya di Indo-Pasifik. Indonesia juga berperan dalam Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF), karena stabilitas dan keamanan kawasan berperan penting dalam logistik dan ketersediaan komoditas bagi negara-negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dengan memperkuat industrialisasi di berbagai sektor, mulai dari hilirisasi sumber daya alam hingga digital, dengan pengembangan industri petrokimia ditargetkan sebesar 30 juta ton untuk olefin dan 5,6 juta ton untuk aromatik. 2035, memperkuat industri otomotif, mengembangkan rantai pasokan semikonduktor dan meningkatkan ekosistem logistik untuk mengurangi biaya logistik sebesar 8% pada tahun 2045.

“Untuk pertumbuhan yang kuat dan inklusif, Indonesia harus berintegrasi dengan rantai pasok regional dan global. Oleh karena itu, keamanan dan stabilitas menjadi penting agar rantai pasok kita tidak terganggu,” pungkas Menko Airlanga.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link