harfam.co.id, Jakarta PT Aruna Jaya Nuswantara (Aruna) akan membuka peluang peningkatan pangsa pasar ekspor makanan laut untuk memajukan sektor perikanan Indonesia.
CEO sekaligus pendiri Aruna Farid Naufal Aslam yakin timnya dapat memperluas cakupan usaha di pasar lokal dan global dengan bantuan nelayan Aruna yang sudah mencapai 55 ribu dan menyediakan titik mencakup 150 lokasi di seluruh Indonesia.
“Kami berharap dapat menciptakan peluang dan pasar makanan laut lokal di pasar global, terbukti dengan kekuatan pasokan kami yang menjangkau 90 persen provinsi di Indonesia.” “Kami berharap seafood Indonesia semakin dikenal dunia dan peluang penjualan seafood lokal juga semakin meningkat,” kata Farid seperti dikutip majalah Antara, Sabtu (27/04/2024).
Ia mengatakan, banyak pasar global yang tertarik menjajaki ekspor makanan laut, antara lain Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.
Ya, banyak menampilkan produk-produk seafood Aruna yang berkualitas, seperti tuna, kepiting, lobster dan lain-lain, kata Farid.
Dijelaskannya, teknologi berperan penting dalam keberhasilan industri ini jika kita melihat keberhasilan negara lain di bidang perikanan.
“Digitalisasi dan pengelolaan data merupakan dua faktor kunci yang menentukan keberhasilan industri perikanan Indonesia pada khususnya,” kata Farid.
Lanjutnya, salah satu teknologi pelacakan yang dikembangkan Aruna adalah memantau tata letak daerah penangkapan ikan yang produktif, sedangkan operasional internal perusahaan mencakup kalender musiman yang memungkinkan visualisasi pola penangkapan ikan selama masa produksi perikanan. .
“Di era kita yang baru ini tentunya pengembangan usaha terus berjalan, teknologi yang kita kembangkan pasti bertujuan untuk meningkatkan atau memperluas usaha dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan Aruna,” kata Farid.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Sakti Trenggono pada Forum Bisnis Kelautan dan Perikanan Indonesia 2024. Pada bulan Februari, Global Seafood Market memperkirakan pasar makanan laut global akan tumbuh sebesar 8,92 persen.
“Kami melihat data pasar seafood global yang diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadi kepentingan Indonesia untuk meningkatkan sektor perikanannya. Kami juga akan berkontribusi untuk mewujudkan hal tersebut,” kata Farid.
Aruna merupakan startup teknologi yang didirikan pada tahun 2016, bergerak di bidang kelautan dan perikanan, dan pada tahun 2020. mendapat pendanaan sebesar US$5,5 juta (AS) atau sekitar Rp 82 miliar dari East Ventures, AC Ventures, dan SMDV. . .
Tantangan terbesar yang dihadapi industri udang di Indonesia saat ini adalah dampak perubahan pasar global. Dalam kondisi pasar udang saat ini, terjadi kelebihan pasokan udang di pasar global dan meningkatnya persaingan dari negara-negara seperti Ekuador dan Tiongkok.
Guna meningkatkan daya saing udang Indonesia diperlukan produk udang atau udang masak untuk memperoleh harga jual yang lebih baik.
“Rata-rata produksi tambak udang pada tahun 2023 adalah 12 ton per hektar. Untuk mendapatkan keuntungan lebih, petani disarankan bertani selama 70-80 hari atau 100-110 hari,” kata pendiri dan CEO JALA Liris Maduningtyas di bidang udang. Pandangan. 2024, dikutip Jumat (03-08-2024), Liris juga menekankan pentingnya peningkatan serapan udang di pasar dalam negeri untuk melindungi harga udang Indonesia dari perubahan akibat ketidakstabilan pasar di luar negeri. Ia menambahkan, segala upaya peningkatan produksi pada tahun ini harus dibarengi dengan keseimbangan lingkungan dan pencatatan data.
Sementara itu, pembenihan merupakan salah satu industri terpenting yang mempengaruhi produksi udang. Saat ini, hatchery telah merespons permasalahan berbagai penyakit udang dengan melakukan perbaikan lebih lanjut, seperti penguatan inspeksi dan biosekuriti, sebagai bagian dari program pengendalian penyakit.
Hatchery ini juga memastikan pasokan pakan organik berkualitas yang kaya akan EPA dan DHA untuk produksi benih. Semua upaya ini merupakan bentuk komitmen hatchery untuk menghasilkan benih yang berkualitas dan bebas penyakit untuk dipelihara oleh para petani.
Salah satu perusahaan di bidang teknologi akuakultur, GreenSage Prebiotics berkesempatan berbagi produk baru untuk meningkatkan kesehatan bagian dalam udang.
VP Teknik GreenSage Prebiotik Selva Kumar memperkenalkan produk baru mereka Pretego. Produk ini menggunakan kopra daur ulang, yang mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang serta pertumbuhan bakteri menguntungkan dalam budidaya perikanan.
Pretego akan membantu petani mengurangi biaya budidaya secara signifikan dan meningkatkan SR udang.
.