OCBC Target Akuisisi Bank Commonwealth Rampung Kuartal II 2024

Read Time:3 Minute, 50 Second

harfam.co.id, Jakarta Akuisisi PT Bank Commonwealth (PTBC) milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) oleh PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) diharapkan selesai pada kuartal II-2024.

Direktur Utama OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan, setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), tahap pembangunan Commonwealth Bank masih dalam tahap awal.

“Kami berharap akuisisi ini akan menciptakan kolaborasi di sektor ritel dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di samping kolaborasi kemampuan yang berbeda,” kata Parwati dalam paparan publik pada RUPS, Senin (18/3/2024).

Parwati mengatakan, setelah pembangunan selesai pada kuartal II 2024, proses merger akan terus dilanjutkan. Rencana akuisisi tersebut bertujuan untuk memperkuat kemampuan perseroan dalam menyediakan layanan keuangan komprehensif kepada sektor konsumen dan UMKM.

RUPS juga diberi wewenang untuk mengeluarkan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun. Pembagian dividen ini mewakili 40,4% dari laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Oleh karena itu, minimal dividen per saham adalah Rp 72.

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen pada tahun ini meningkat 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

RUPS juga menyetujui pengambilan kembali saham perseroan (Share Buyback) sebanyak-banyaknya 420.000 lembar saham dan pengalihan saham hasil pembelian tersebut untuk memberikan gaji yang bersifat variabel sesuai POJK dan peraturan perundang-undangan terkait.

PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS), Senin (18/3/2024) menyetujui pembagian dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun.

Pembagian dividen ini mewakili 40,4% dari laba bersih tahun 2023 yang mencapai Rp 4,09 triliun. Oleh karena itu, minimal dividen per saham adalah Rp 72.

Presiden Direktur OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja mengatakan besaran dividen pada tahun ini meningkat 163% dari Rp 22 pada tahun sebelumnya.

“Disepakati penggunaan laba bersih tahun buku 2023 sebesar Rp72 rupiah atau Rp1,65 triliun sebagai dividen tunai atau 40,4% dari laba bersih,” kata Parwati dalam konferensi pers, Senin (18/3/2024).

Selain itu, Parwati menambahkan Rp. 100 juta akan dicadangkan untuk sumber daya umum dan sisanya akan digunakan sebagai laba ditahan.

Parwati menjelaskan, capaian laba tahun 2023 meningkat 23% dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 3,3 triliun.

Sementara itu, rasio kecukupan modal (CAR) perseroan juga kuat yakni 23,7% atau jauh di atas ketentuan minimum. Kinerja positif perseroan didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 12% setiap tahunnya dengan kualitas kredit yang terjaga.

Akibat kinerja positif tersebut, rasio return on equity (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir tahun 2023 dengan total aset bank sebesar Rp 250 triliun.

Sebelumnya, PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) mengumumkan kinerja gemilang pada tahun buku yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, OCBC Indonesia berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp4,1 triliun, meningkat 23 persen dibandingkan Rp3,3 . triliun masuk. Pertama.

Selain itu, rasio kecukupan modal atau CAR Bank juga tetap kuat yaitu sebesar 23,7 persen, jauh di atas ketentuan minimum.

“Kami menutup tahun 2023 dengan kinerja yang kuat. Kinerja positif tersebut juga didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 12 persen YoY dengan kualitas kredit yang terjaga. Hasilnya, rasio laba atas ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0 persen pada akhir tahun. tahun 2023 dengan “Total aset Bank mencapai Rp 250 triliun,” kata Presiden Direktur OCBC Indonesia, Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi, diumumkan, Rabu (31/1/2024).

Likuiditas OCBC Indonesia tetap berada pada posisi sehat dengan rasio cakupan likuiditas (LCR) sebesar 206,2 persen, berada di atas ketentuan regulator. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank mencapai Rp182 triliun dengan rasio CASA sebesar 55,8 persen. Pada saat yang sama, jumlah dana tabungan tumbuh sebesar 14,6 persen setiap tahunnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, OCBC Indonesia mencatatkan pendapatan bunga dan pendapatan syariah masing-masing sebesar Rp15,53 triliun dan Rp893,14 miliar. Pendapatan bunga pada tahun 2023 meningkat 27,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 12,23 triliun.

Sementara itu, pendapatan syariah meningkat sebesar 83,02 persen dari Rp488 miliar pada tahun 2020. Sejalan dengan peningkatan pendapatan tersebut, beban bunga dan beban syariah meningkat menjadi Rp6,08 triliun dan Rp417,59 miliar pada 31 Desember 2023. 3,8 triliun dan pendapatan syariah menelan biaya Rp 176,45 miliar.

Setelah dikurangi beban lain-lain dan pajak, perseroan membukukan laba bersih yang terutang kepada pemilik entitas induk Rp 4,1 triliun. Laba ini tumbuh sebesar 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3,3 triliun.

Sedangkan untuk aset perseroan hingga 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp 249,76 triliun dari sebelumnya Rp 238,5 triliun pada 31 Desember 2022. Liabilitas naik menjadi Rp 212,44 triliun dari sebelumnya Rp 204,29 triliun. Sedangkan ekuitas hingga 31 Desember 2023 meningkat menjadi Rp37,32 triliun dari Rp34,21 triliun pada 31 Desember 2022.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Terpopuler: Teori Jepang soal Mobil Listrik Terbukti, Stok Jimny 5 Pintu di Indonesia
Next post USU Kembali Kukuhkan 5 Guru Besar