Jakarta – Lenong merupakan budaya tradisional Betawi yang populer sejak awal abad ke-20. Sebagai kesenian yang lahir dari masyarakat, Lenong dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan edukasi pada masyarakat. Di era modern ini, beberapa kebudayaan tradisional, termasuk Lenong, sedang mengalami krisis eksistensial sehingga dikhawatirkan akan hilang dan terlupakan.
Krisis ini terjadi karena dampak negatif globalisasi dimana budaya asing yang masuk menghancurkan budaya lokal selain itu juga kurangnya minat generasi muda terhadap budaya tradisional khususnya di Lenong.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) melalui Pusat Ketahanan dan Pengembangan Keluarga Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya (PKPK FPUAJ) menjalin kerjasama dengan banyak komunitas dan organisasi kemasyarakatan di bidang seni, pendidikan dan budaya. seperti Padepokan Ciliwung Condet, Forum Anak Pademangan Barat, Teater Tanah Air dan Teater Alam Sinema seputar program pelestarian dan revitalisasi Lenong bertajuk “Beyond Tradition: Revitalisasi Lenong sebagai Sarana Dialog Membangun Perdamaian.”
Acara ini digelar pekan lalu di Pusat Pelatihan Seni dan Budaya (PPSB) Kisam Dji’un, Jakarta Timur. Ada beberapa rangkaian acara yang diikutsertakan dalam acara tersebut antara lain Seminar Revitalisasi Lenong, Pemutaran Film Di Balik Layar Pertunjukan Lenong dan diakhiri dengan puncak acara yaitu Pertunjukan Lenong.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UAJ, Prof. Dr. Dr. Yuda Turana, Sp.S(K) bersama Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, S.E., MSc. CBA dan Kepala Suku Dinas Kebudayaan Kota Administrasi Jakarta Timur, Berkah Shadaya.
Program ini merupakan bagian dari Mobile Arts for Peace (MAP), sebuah program penelitian dan praktik di bidang seni dan budaya yang dipimpin oleh Prof. Ananda Breed dari Universitas Lincoln, Inggris.
Nicolas Indra Nurpatria selaku dosen Fakultas Psikologi UAJ sekaligus ketua program ini menyatakan bahwa program konservasi Lenong merupakan aksi nyata agar masyarakat dapat digerakkan untuk menjaga budaya tanah airnya.
“Revitalisasi Lenong merupakan gerakan konkrit yang kami lakukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya keberadaan budaya lokal di masa depan. Untuk meningkatkan kesadaran tersebut, kami melibatkan generasi muda untuk berpartisipasi dan aktif berpartisipasi dalam keseluruhan proses. “
Tujuan utama dari program ini adalah melakukan upaya revitalisasi Lenong dengan melibatkan generasi muda dalam seluruh proses, mulai dari proses pelatihan, pembelajaran, hingga pementasannya. Program ini juga bertujuan untuk memberikan dampak positif terhadap pembentukan karakter generasi muda yang terlibat.
Rektor UAJ, Prof. Dr. Dr. Yuda Turana, Sp.S(K) menyatakan budaya bahasa dapat menjadi alat komunikasi yang efektif dalam menyampaikan berbagai pesan konstruktif dan kritis dengan bahasa yang santai dan lucu.
“Budaya Lenong sangat menarik. Bagaimana dengan pesan-pesan komunikasi yang lugas dan tajam yang mengangkat topik sehari-hari, namun didasari pemikiran jujur dan humor dalam situasi tersebut. Lenong juga membahas berbagai situasi sosial dengan berbagai isu yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari,” Prof Yuda dalam sambutannya.
Prof. Yuda pun mengapresiasi dan mengapresiasi prestasi panitia dan seluruh pihak yang terlibat dalam mewujudkan acara seni ini. Menurutnya, kegiatan ini dapat menginspirasi praktik seni lainnya agar dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan memanfaatkan sistem teknologi informasi dan media sosial yang sedang populer saat ini.
Acara ini juga menghadirkan seniman senior lokal dan anggota masyarakat yang memiliki keahlian dan minat pada seni pertunjukan tradisional seperti tari, musik, dan teater. Para seniman dilibatkan dalam membimbing generasi muda dalam latihan dan pengorganisasian pertunjukan.
Sebagai salah satu kolaborator, UAJ melalui PKPK FPUAJ memahami bahwa budaya merupakan identitas bangsa yang harus dilindungi dan dilestarikan secara turun temurun. Dalam konteks ini, UAJ turut berkontribusi aktif dalam mendukung program pelestarian budaya Betawi yang disponsori pemerintah, dengan fokus khusus pada seni pertunjukan tradisional seperti Lenong.
“Tidak ada yang lebih membahagiakan dan membanggakan bagi saya dan jajaran Dinas Kebudayaan melihat prestasi adik-adik ini. “Untuk menunjang kegiatan seperti malam ini, saya dan Rektor berjanji akan lebih banyak melibatkan kegiatan kebudayaan seperti ini,” ujar Iwan Henry Wardhana dalam sambutannya pada acara tersebut.
Keikutsertaan UAJ dalam acara Pertunjukan Lenong merupakan langkah nyata dalam mendukung visi pemerintah untuk melestarikan kekayaan budaya Indonesia. UAJ bersama pemerintah khususnya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta berkomitmen tidak hanya menjadi pemangku kepentingan, namun juga berperan aktif dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya Betawi, agar dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang. .
Baca artikel edukasi menarik lainnya di link ini. Kementerian Agama memulai proses penerjemahan Al-Quran ke bahasa Betawi Proses penerjemahan Al-Quran ke bahasa Betawi telah diinisiasi oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkuliahan, Kajian Keagamaan dan Pengelolaan Organisasi (LKKMO) ) Penelitian dan Pengembangan serta Pendidikan dan Pelatihan di Kementerian Agama. harfam.co.id.co.id 5 April 2024