September 21, 2024
LinkedIn Bakal Tambahkan Fitur Game di Platform: Bisa Asah Otak sambil Cari Kerja

LinkedIn Bakal Tambahkan Fitur Game di Platform: Bisa Asah Otak sambil Cari Kerja

0 0
Read Time:2 Minute, 55 Second

harfam.co.id, Batavia – LinkedIn, platform media sosial profesional yang sering digunakan untuk mencari pekerjaan, akan menambah fitur baru pada platformnya.

Rencananya LinkedIn akan menambahkan fitur berbasis teka-teki ke platform media sosial (social media).

Hal ini terungkap dari pengaturan akun X milik peneliti aplikasi Nim Owj, serta beberapa tangkapan layar beberapa game di LinkedIn. BREAKING: #LinkedIn sedang mengerjakan game dalam aplikasi! Akan ada beberapa permainan dan perusahaan berbeda yang akan mengikuti permainan tersebut berdasarkan hasil karyawannya! Cukup keren dan menyenangkan menurutku! pic.twitter.com/hLITqc8aqw — Nima Owji (@nima_owji) 16 Maret 2024

Kehadiran beberapa pemain di LinkedIn juga menegaskan kemitraan dengan TechCrunh.

Seperti dilansir TechCrunh, Selasa (19/3/2024), seorang karyawan atau pengguna pengguna akan memindahkan akun perusahaan tempat mereka bekerja di dalam game tersebut.

Platform media sosial ini diklaim akan cocok bagi mereka yang ingin berkiprah di beberapa cabang olahraga, seperti “Queens”, “Conference”, dan “Crossclimb”.

Meski dipastikan sedang mengembangkan game yang terintegrasi dengan LinkedIn, perusahaan tidak mengungkapkan kapan fitur baru LinkedIn ini akan diluncurkan secara global.

Selain itu, belum diketahui apakah teka-teki ini sepenuhnya tersedia untuk pengguna gratis atau hanya tersedia untuk pelanggan LinkedIn berbayar.

Analisis LinkedIn mengungkapkan banyak karyawan Apple yang berhenti untuk bergabung dengan Google

Analisis LinkedIn terhadap profesional mobile di dewan perusahaan teknologi.

Berdasarkan analisis LinkedIn, Google diketahui menjadi tujuan mantan karyawan Apple yang berhenti.

Tech Times, dilansir Sabtu (25/11/2023), analisis ini dilakukan oleh Transit in Business. Dimana, penelitian ini didasarkan pada profil di LinkedIn yang dikaitkan dengan banyak perusahaan teknologi raksasa.

 

 

Investigasi komprehensif terhadap Google, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, IBM, Tesla, Oracle, Netflix, Nvidia, Salesforce, Adobe, Intel, dan Uber dengan fokus mengidentifikasi karyawan perusahaan dan organisasi profesional tersebut.

Beberapa dari mereka yang baru bergabung dengan Apple sebagai karyawan juga tampaknya pernah bekerja di Intel, Microsoft, dan Amazon. Selain itu, akuisisi model bisnis Intel yang sukses pada tahun 2019 memainkan peran penting dalam situasi pengadaan Apple.

Sementara bagi para karyawan Apple yang berhenti, sebagian besar memutuskan untuk beralih ke Google sebagai tujuan utama mereka. Ini mengalahkan opsi lain seperti Amazon dan Meta.

Menurut 9to5Mac, daftar tempat kerja teratas untuk mantan karyawan Apple meliputi Google, Meta, Amazon, Microsoft, Tesla, Nvidia, Salesforce, Adobe, Intel, dan Oracle.

Sementara terkait perekrutan Apple, temuan menarik menunjukkan bahwa Apple merekrut persentase tenaga kerjanya relatif kecil dibandingkan raksasa teknologi lainnya, hanya sekitar 5,7 persen.

Berbeda dengan kompetitor utamanya seperti Meta (26,5 persen), Google (25,1 persen), dan Salesforce (20,7 persen).

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, LinkedIn juga beradaptasi dengan perubahan besar, terutama terkait kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan.

Awal bulan ini, jejaring sosial profesional juga meluncurkan fitur AI yang membantu pengguna meningkatkan keterlibatan dan pembuatan konten. Namun fitur ini hanya tersedia untuk pengguna Premium.

Namun, ini adalah langkah perusahaan selanjutnya, menyediakan alat AI yang dapat terhubung dengan pengguna profesional lainnya.

Selain itu, sebelumnya Wolf menghentikan semua iklannya di platform sosial X, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Keputusan itu diambil setelah Elon Musk melontarkan pernyataan anti-Semit pada Minggu (19/11/2023), seperti dilansir Axio melalui MacRumors. 

FYI, Elon Musk diketahui pernah melontarkan pernyataan kontroversial yang berkonotasi anti-Semit. Selain itu, X juga melaporkan bahwa Apple memperlihatkan sekelompok konten yang bernuansa pro-Hitler. 

Alhasil, Apple diketahui menghentikan peredaran iklan di platform tersebut. FYI, setelah akuisisi X oleh Elon Musk, beberapa pengiklan meninggalkan platform tersebut, tetapi Apple tetap menjadi salah satu mitra periklanan terbesar Twitter. 

Maka pada Maret 2022, Elon mengucapkan terima kasih kepada Apple atas dukungannya. Bahkan, ia tak segan-segan menyebut perusahaan tersebut sebagai salah satu pengiklan terbesar di Twitter.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link