harfam.co.id, Jakarta – Orang yang tidak memiliki gangguan kesehatan serius biasanya bisa berpuasa dengan aman. Namun bagi lansia yang sedang sakit atau memiliki gangguan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa.
Para lansia atau mereka yang berusia 60 tahun ke atas seringkali bingung apakah mereka harus berpuasa, karena pertimbangan kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama. Dalam hal ini, ada baiknya jika berkonsultasi dengan ahli medis untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan para lansia selama bulan Ramadhan.
Orang lanjut usia yang dalam keadaan sehat dan tidak mempunyai gangguan kesehatan serius boleh berpuasa. Namun puasa tidak dianjurkan bagi orang lanjut usia dengan berat badan kurang dan penyakit kronis. Para lansia yang lemah dan rentan berisiko mengalami komplikasi seperti hipoglikemia, hiperglikemia, dan penurunan metabolisme jika terus kelaparan, Khaleej Times dikutip Rabu 20 Maret 2024.
“Orang lanjut usia yang umumnya tidak sehat sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba berpuasa. Hal ini lebih penting bagi mereka yang menderita kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan tiroid,” kata spesialis Dr Javaid Shah kepada Khaleej Times.
Javaid menambahkan, penting untuk menilai kemampuan fungsional, kemampuan kognitif, kesehatan mental, dan penyakit penyerta pada lansia penderita diabetes sebelum memilih berpuasa.
Orang lanjut usia harus minum air dan cairan dalam jumlah banyak dan sering setelah puasa. “Dehidrasi merupakan salah satu masalah paling serius bagi lansia, yang disebabkan oleh kurangnya asupan air,” kata Javaid.
Selain itu, jika hendak berpuasa, Javid menyarankan agar sahur harus seimbang dari segi nutrisi yang berbeda. Misalnya rendah kalori, mudah dicerna, dan rendah lemak. Terlalu banyak lemak mengganggu pencernaan dan juga menyebabkan banyak komplikasi pada hati dan pembuluh darah.
Orang lanjut usia mungkin akan mengeluh sakit kepala, terutama di hari-hari pertama puasa, saat tubuh mencoba beradaptasi dengan puasa.
“Kita harus membedakan antara sakit kepala akibat penyakit, yang bisa terjadi karena perubahan pengobatan atau kurangnya perhatian pasien terhadap pengobatan, dan sakit kepala yang sering terjadi karena kelaparan,” ujarnya.
Salah satu penyebab sakit kepala saat puasa adalah turunnya gula darah akibat puasa berkepanjangan. Sakit kepala ini akan hilang ketika tubuh sudah terbiasa berpuasa, ujarnya.
Untuk mempersiapkan puasa bagi lansia, penting untuk mengonsumsi makanan yang disiapkan dengan benar, karena lebih mudah bagi lansia untuk menelan dan mencernanya. Salad hijau memberi tubuh vitamin, mineral, garam, dan juga mengandung serat.
“Sahur sangat penting bagi lansia. Sahoor memberi tubuh makanan dan energi yang diperlukan serta membantu orang lanjut usia bertahan dalam masa kelaparan yang lama,” kata Javaid.
Javaid juga menambahkan, makan sahur belakangan lebih baik dibandingkan makan sahur lebih awal karena dapat mengurangi rasa lapar dan haus. Selain itu, para ahli menyarankan untuk berjalan-jalan sebentar setelah berpuasa, karena dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengendurkan otot.
Javid menambahkan, gangguan kesehatan bisa timbul akibat konsumsi makanan yang berlebihan, makanan yang menyebabkan pola makan tidak seimbang, dan kurang tidur. “Minumlah banyak air putih saat berbicara dan tidur yang cukup agar terhindar dari dehidrasi,” ujarnya.
Kebutuhan terpenting tubuh selama berpuasa adalah memperoleh sumber energi berupa glukosa yang tersedia untuk setiap sel tubuh, terutama untuk otak dan saraf. Kurma dan jus merupakan sumber energi yang baik. Kurma merupakan sumber gula, serat, karbohidrat, potasium, dan magnesium yang sangat baik.
Javid juga menyarankan untuk berhenti merokok karena merokok merupakan faktor risiko kesehatan dan oleh karena itu sebaiknya dihindari. “Jika tidak bisa berhenti merokok, hentikan kebiasaan tersebut secara bertahap, dimulai beberapa minggu sebelum Ramadhan. Merokok berdampak negatif terhadap penggunaan berbagai vitamin, metabolit, dan sistem enzim dalam tubuh.”