harfam.co.id, JAKARTA – Dokter spesialis jantung di Rumah Sakit Kardiovaskular Harapan Kita (RSJPD), Jakarta, dr. Sunu B. Raharjo mengimbau masyarakat jika ada yang merasa resah. .
Fibrilasi atrium adalah salah satu jenis aritmia atau gangguan irama jantung di mana jantung berdetak tidak teratur dan terasa seperti berdetak.
“Jantung kita berdetak 60 hingga 100 kali dalam satu menit,” tambahnya. Jadi detaknya berirama 60-100 kali dalam satu menit. Bayangkan jika terjadi serangan jantung bisa mencapai 400 denyut per menit? Diskusi mengenai kesehatan jantung diadakan secara online di Jakarta pada Kamis.
Sunu menjelaskan, fenomena tersebut terjadi akibat adanya getaran pada ventrikel atau ventrikel yang menyebabkan jantung tidak efisien dalam memompa darah.
Artinya, darah tidak terserap maksimal sehingga sebagian darah menggumpal dan terkumpul di ruang atrium, ujarnya. Kelainan ini juga bisa memicu komplikasi sejumlah penyakit lain, termasuk gagal jantung dan stroke.
“Setelah bekuan darah tersebut copot, kekhawatiran terbesar yang kita miliki adalah stroke,” katanya. Selain itu, risiko stroke pada pasien dengan AF empat hingga lima kali lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa AF.”
Meski merupakan salah satu gejala utama syok, ada gejala lain yang menyertai jantung berdebar. Namun, Sunu juga mengatakan 30 persen tumor miokard tidak menunjukkan gejala.
Ia mengungkapkan, penyakit tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah faktor degeneratif atau penuaan. Namun, pada populasi yang mengalami obesitas dan lebih kecil, infark miokard terjadi.
Untuk itu, Sunu menganjurkan masyarakat yang mengalami gejala tersebut untuk memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) untuk mendeteksi adanya gangguan jantung.
Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan jantung dengan rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, tidak merokok atau minum alkohol, dan tidak mengonsumsi makanan tinggi kolesterol.