October 22, 2024
Mengombinasikan Jamu dengan Minuman Kekinian agar Bisa Diterima Lidah Anak Muda

Mengombinasikan Jamu dengan Minuman Kekinian agar Bisa Diterima Lidah Anak Muda

0 0
Read Time:1 Minute, 38 Second

harfam.co.id, Jakarta Banyak anak muda yang enggan minum jamu karena rasanya tidak enak dan tidak modern. 

Jadi di Indonesia, budaya jamu sepertinya sudah memudar. Semakin rendah generasinya, semakin sedikit pula yang mau mengonsumsi jamu karena dianggap kurang enak atau tidak kekinian, kata pakar kesehatan jamu itu. kedokteran, Dr. Fenny Yunita, MSi, PhD, dalam diskusi online.

Oleh karena itu, agar bisa diterima selera anak muda, salah satu caranya adalah dengan memadukannya dengan minuman atau makanan kekinian yang lebih familiar di selera mereka.

“Kalau lihat di kafe jamu, itu seperti mojito, lalu ada latte. Benar-benar obat herbal yang lebih bisa diterima generasi muda saat ini,” kutip Antara.

Menurutnya, penting bagi dokter atau peneliti jamu dan pakar teknologi pangan untuk bekerja sama. Hal inilah yang menjadi pendorong munculnya inovasi makanan dan minuman yang digemari generasi muda yang dipadukan dengan pangan nabati.

Kebiasaan menggunakan jamu sebaiknya terus dilanjutkan

Menurut Fenny, generasi muda sebaiknya meneruskan kebiasaan minum jamu. Selain memberikan manfaat bagi kesehatan, juga sebagai upaya melestarikan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Jadi itu bagian dari gaya hidup yang dijalani, sehingga jamu memang tidak hanya mendapat penghargaan dari UNESCO, tapi benar-benar menjadi warisan budaya takbenda yang terus kita jaga,” ujarnya.

 

Sebelumnya, Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pernah menerima dua sertifikat warisan budaya dari UNESCO untuk bidang kebudayaan sebagai pengakuan atas upaya melestarikan dan mempromosikan budaya, serta membaginya kepada dunia.

Salah satunya adalah penetapan Jamu Healthy Culture atau Jamu Wellness Culture sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO pada 6 Desember 2023 pada sidang ke-18 di Kasana, Botswana.

Penetapan tersebut merupakan pelaksanaan peta jalan pelestarian warisan budaya dan pemajuan kebudayaan yang dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan internasional.

Pemajuan kebudayaan dilakukan secara sistematis melalui tahapan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan, serta melalui pelatihan para pekerja dan lembaga kebudayaan. Penunjukan ini akan memperkuat upaya Indonesia dalam melindungi dan mengembangkan jamu sebagai warisan budaya dan juga berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan global.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link