September 21, 2024
OJK: IHSG Menguat 0,60% Sejak Awal Tahun, Investor Asing Beli Saham Rp 18,44 Triliun

OJK: IHSG Menguat 0,60% Sejak Awal Tahun, Investor Asing Beli Saham Rp 18,44 Triliun

0 0
Read Time:4 Minute, 11 Second

harfam.co.id, Jakarta – Kepala Inspektur Pasar Modal, Jenis Keuangan, dan Transisi Karbon Badan Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mencatat, mulai 29 Februari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat sebesar 0,60 persen year to date mencapai level 7.316.

“Pasar saham Indonesia per 29 Februari 2024 terus membaik. IHSG membaik 0,60 persen year-to-date (ytd) menjadi 7.316,11,” kata Inarno 3/2024).

OJK meyakini pasar saham dalam negeri akan tumbuh baik pada tahun 2024, karena didorong oleh pembelian saham oleh investor asing.

Inarno mengatakan, OJK mencatat pada dua bulan pertama tahun 2024, minat investor asing untuk masuk ke pasar saham lokal sangat tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya aksi beli bersih yang tercatat. Penjualan bersih tercatat sebesar Rp 18,44 triliun ytd, kata Inarno. Dana Pengelolaan Reksa Dana

Inarno mengatakan, nilai aset pengelolaan pengelolaan investasi hingga 29 Februari 2024 tercatat sebesar Rp 824,4 triliun. Jumlah tersebut turun 0,04 persen year to date dengan aset reksa dana (NAB) sebesar Rp495,79 triliun atau turun 1,13 persen year to date, dan pelunasannya tercatat Rp16,72 triliun. Pasar saham Indonesia masih kuat meskipun terjadi penurunan global

Diberitakan sebelumnya, Badan Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham Indonesia hingga 16 Februari 2024 masih menunjukkan penguatan meski perekonomian global sedang lesu.

Kepala Eksekutif Pengelola Pasar Modal, Klasifikasi Keuangan, dan Pertukaran Korban OJK Inarno Djajadi menjelaskan, hal itu tercermin dari konsolidasi IHSG sebesar 0,86 persen ytd ke level 7.335,55, dan mencatatkan total omzet Rp 20,05 triliun YTD. Pada 5 Januari 2024, IHSG menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 7.403,08.

“Beberapa sektor IHSG pada Februari 2024 (sampai 16 Februari 2024) masih menguat, antara lain sektor kesehatan dan sektor konsumen kebutuhan pokok,” kata Inarno dalam jumpa pers Konferensi Jasa Keuangan Tahunan OJK Tahun 2024, Selasa, 20 Februari .

 

Inarno menuturkan, dari sisi pertumbuhan, nilai pasar saham per 16 Februari 2024 tercatat Rp 11,603 triliun atau YTD, turun tipis 0,61 persen. Pada 4 Januari 2024, harga lelang pasar menyentuh modal sepanjang masa sebesar Rp 11,810 triliun. Dari sisi aktivitas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham hingga 16 Februari 2024 tercatat Rp 10,66 triliun ytd.

Sementara di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI tanggal 16 Februari 2024 meningkat sebesar 0,60 persen ytd menjadi 376,87. Secara tahunan (13 Februari 2024), produksi SBN meningkat rata-rata 4,73 bps untuk seluruh tenant sedangkan non-residen mencatatkan total omzet sebesar IDR 3,30 triliun ytd.

“Di pasar obligasi korporasi, investor nonresiden juga mencatatkan total penjualan sebesar Rp1,59 triliun ytd,” ujarnya.

 

Kemudian, pada industri manajemen investasi, Nilai Asset Management (AUM) manajemen investasi hingga 15 Februari 2024 tercatat sebesar Rp800,30 triliun (turun 2,96 persen ytd), sedangkan Nilai Aktiva Bersih (NAV) reksa dana seluruhnya tercatat dalam Rp . 477,28 triliun atau turun 4,82 persen dan mencatatkan total penebusan sebesar Rp5,29 triliun.

Menariknya, kata Inarno, antusiasme untuk mendapatkan uang di pasar modal masih terlihat, dengan Nilai Penawaran Umum sebesar Rp 12,34 triliun dibukukan oleh 11 penyedia baru yang terdaftar pada 16 Februari 2024.

Sementara itu, masih terdapat 86 jaringan pipa yang ditawarkan kepada publik dengan perkiraan nilai Rp 50,02 triliun, termasuk rencana IPO 59 penyedia baru.

Sedangkan pembiayaan dengan menggunakan Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan salah satu pembiayaan bagi UMKM, sejak penerapan ketentuan SCF hingga 16 Februari 2024, terdapat 16 penyelenggara yang mendapat persetujuan OJK dengan 509 emiten, 169.851 investor, dan total dana yang terkumpul mencapai Rp1,07 triliun.

 

Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan Indonesia telah melalui penantian dan penindakan pasca Pemilu 2024.

“Di Indonesia kita tidak berada dalam masa wait and see seperti yang digambarkan menjelang pemilu,” kata Mahendra saat membuka Rapat Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Ia berharap masa pasca Pemilu 2024 dapat dimanfaatkan semua pihak untuk meningkatkan pembangunan perekonomian nasional dan stabilitas industri keuangan.

“Kami berharap Presiden, Wakil Presiden, dan seluruh jajaran kabinet Indonesia semakin membaik, DPR, DPD, seluruh lembaga pemerintah, dan masyarakat Indonesia menjadikan masa yang luar biasa ini sebagai perlombaan terakhir menuju akhir jabatan Presiden. masa jabatan lembaga legislatif saat ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, jumlah pemilih tahun ini sangat tinggi, yakni mencapai 164 juta pemilih. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah pemilu di dunia. Misalnya, Amerika Serikat hanya memiliki 158,43 juta pemilih terdaftar, Brasil 123,68 juta pemilih.

“Kita patut bersyukur minggu lalu masyarakat Indonesia menyelenggarakan pesta demokrasi. Pada pemilu kelima dan pemilu presiden setelah masa reformasi, ternyata terdapat 204,8 juta pemilih terdaftar atau tepatnya sekitar 80 persen, 164 juta pemilih, yang mana lebih banyak dibandingkan jumlah pemilih pada pemilu presiden lainnya di dunia,” kata Bos OJK terbesar di dunia

Artinya, Indonesia bukan lagi negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, melainkan negara demokrasi presidensial terbesar di dunia.

Selain itu, kata Mahendra, pemilihan presiden di Indonesia dilaksanakan secara terbuka dan langsung dibandingkan Amerika yang menggunakan wakil dari masing-masing daerah.

Oleh karena itu, hal ini harus kita manfaatkan sebagai salah satu cara untuk mendorong perekonomian nasional dan stabilitas sektor keuangan, tutupnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link