harfam.co.id, RANGKAS BITUNG – Penjual gula aren di Kabupaten Lebak, Banten diberkahi Ramadhan karena permintaan konsumen yang terus meningkat.
“Kalau Ramadhan rata-rata pendapatannya sehari Rp 50 juta,” kata Fahri, pedagang gula aren berusia 60 tahun di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.
Fari mendapat penghasilan Rp 50 juta sehari setelah menjual 2 ton gula dengan harga R250.000 per kilogram. Bahkan, pada hari-hari biasa, Fari bisa menjual sekitar លាន 15 juta sehari.
Konsumen gula aren terbanyak berasal dari luar daerah, seperti Tangerang, Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Bandung. Selain itu, Fahri juga terus memasok ke pengecer di Pasar Rangkasbitung.
“Kami beruntung permintaannya meningkat dan bisa bertahan karena kami juga disuplai dari perajin gula aren,” tambah Fahmi.
Setiap hari, Fahmi mengumpulkan gula aren dari perajin lokal di Kecamatan Sobang, Muncang, Leuwidamar, Cirinten, Cibeber, Lebak Gedong, Cigemblong, Cijaku, dan Cilograng.
Anwar Aan, Ketua Kelompok Usaha Patungan Mitra Mandala (KUBE) di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, mengatakan KUBE Mitra kini sudah tercover kebutuhan masyarakat. Faktanya, KUBE Mitra mengumpulkan gula dari 148 perajin di perkebunan Danau Tonle Sap seluas 170 hektar.
“Kualitas gula aren di sini bagus sekali. Pembuatan gulanya juga dilakukan secara organik tanpa menggunakan bahan kimia,” kata Anwar.
Selain itu, produksi gula aren menggunakan perkakas tangan sehingga gula aren memiliki rasa yang manis dan beraroma harum.
Surya, 45 tahun, pemilik restoran yang berjualan makanan tradisional di Jalan Sunan Bonang Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengatakan, selama bulan suci Ramadhan, stok gula aren semakin berkurang. Sebab, banyak permintaan dari massa.
“Konsumen biasanya membeli gula aren sebagai oleh-oleh,” kata Surya.
Sementara itu, Sutisna, Penyuluh Industri Pemuda Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, mengatakan jumlah perajin gula aren di Lebak saat ini berjumlah 6.000 orang. Mereka pun berkembang karena didukung dengan bahan baku yang cukup untuk perkebunan kelapa sawit.
Pemerintah Kabupaten Lebak telah mengidentifikasi gula aren sebagai produk dominan daerah. Gula aren menghasilkan perekonomian dalam negeri hingga Rp 96,65 miliar.
“Kami terus meningkatkan kualitas gula aren Lebak untuk menembus pasar ekspor,” kata Sutisna.