MOSKOW – Perang mungkin menjadi satu-satunya hal yang membuat perekonomian Rusia tetap bertahan. Ekonom dan profesor bisnis Universitas Boston Jay Zagorsky mengatakan invasi Rusia akan mencegah perekonomian Rusia jatuh ke dalam resesi.
Ia menjelaskan, semua itu disebabkan besarnya anggaran militer Rusia yang mendukung perekonomian yang sedang krisis. Namun menurutnya, seperti dilansir Business Insider, semua itu merupakan solusi sementara atas permasalahan ekonomi Moskow yang semakin meningkat di tengah serangan sanksi Barat.
Tantangan yang dihadapi Kremlin termasuk meningkatnya inflasi dan masalah mata uang dan anggaran yang terus-menerus.
“Perekonomian Rusia saat ini didukung oleh banyak belanja pemerintah, sehingga tidak akan ada perlambatan di bagian perekonomian mana pun di mana pemerintah Rusia membeli pasokan,” kata Zagorsky.
Dia berbicara tentang Pengeluaran Militer Kremlin, seperti penjualan Seragam, Sepatu, Amunisi dan Makanan sebagai bagian dari Perang melawan Ukraina. “Jadi kalau tidak ada perang ya, saya kira resesi akan segera datang,” kata Jay Zagorsky.
Seiring berlarutnya perang, tidak ada waktu pasti kapan perang akan berakhir. Menurut Yuriy Gorodnichenko, ekonom dan profesor di Universitas California-Berkeley, ia juga melihat beberapa tantangan yang akan dihadapi Rusia.
Rusia dilaporkan mengalokasikan dana sebesar 13,2 triliun rubel untuk anggaran pertahanan tahun depan, yang semuanya dikatakan akan membantu meningkatkan perekonomian Rusia. “Namun, pengeluaran yang sangat besar ini tidak dapat berlangsung selamanya,” kata Gorodnichenko.
“Uang yang masuk dari pemerintah bisa membuat perekonomian tetap berjalan, tapi suatu saat pemerintah akan kehabisan uang sehingga harus berhenti dan akan masuk ke dalam resesi,” imbuhnya.