harfam.co.id, Jakarta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) memperkirakan arus kas saat libur Idul Fitri atau Idul Fitri tahun 2024 bisa mencapai Rp 157,3 triliun.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menjelaskan, hal tersebut mencerminkan animo masyarakat untuk melakukan mudik pada libur Idul Fitri tahun ini yang meningkat signifikan dibandingkan tahun lalu.
Hal ini menjadi indikator bahwa kondisi keuangan masyarakat pasca Covid 19 semakin membaik. Jika pada tahun 2023 lalu jumlah pemudik yang mudik mencapai 123,8 juta orang atau meningkat 14,2 persen dibandingkan tahun 2022, maka pada tahun 2024, menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik yang mudik pada tahun ini akan meningkat sebesar 193,6 juta orang atau 71,7 persen penduduk Indonesia.
Meningkatnya jumlah pemudik yang mudik akan berdampak pada peningkatan peredaran uang yang sangat signifikan di seluruh pelosok tanah air, terutama di daerah tujuan mudik dan destinasi wisata, kata Sarman dalam keterangannya, Jumat (29/03). /2024). . ).
Menurut dia, jika jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang, maka jika rata-rata jumlah orang per keluarga adalah 4 orang, maka jumlah pemudik sama dengan 48,4 juta keluarga, dengan asumsi setiap keluarga membawa rata-rata. sebesar Rp3.250.000, maka peredaran uang pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini 1445H diperkirakan mencapai Rp157,3 triliun.
“Jumlah ini masih berpotensi bertambah karena kita perbanyak angka minimal hingga sedang,” ujarnya.
Arus kas akan tersebar di berbagai sektor usaha seperti ritel, fesyen, makanan dan minuman, bahan bakar, angkutan darat (bus, persewaan kereta api, mobil pribadi dan sepeda motor), angkutan laut (kapal penumpang dan feri), angkutan udara (pesawat). .
Hal ini juga akan berdampak pada sektor pariwisata seperti hotel, motel, villa, restoran, cafe, mini market, aneka kios/toko, destinasi wisata/taman hiburan, UKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah. dan produk kelas atas lainnya.
Aliran uang ini akan menyebar ke seluruh pelosok tanah air, terutama di daerah-daerah yang menjadi tujuan utama repatriasi, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat. Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek diperkirakan mencakup 62 persen penduduk, dan sisanya tersebar di Sumatera, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
“Dengan omset sebesar itu, tidak diragukan lagi perekonomian daerah akan produktif sehingga akan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga,” tutupnya.
Bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri 2024 selalu menjadi berkah bagi para pedagang di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat. Pasalnya, kawasan ini ramai dikunjungi pengunjung yang ingin membeli barang-barang fashion.
Salah satunya dirasakan oleh seorang penjual baju wanita bernama Rysma (40). Selama dua minggu Ramadhan, penjualan meningkat lebih dari 50%, katanya.
“Iya, di sini banyak orang saat bulan puasa dan lebaran. Penjualannya tidak meningkat drastis tapi cukup bagus, lebih dari 50 persen,” kata Risma kepada harfam.co.id saat ditemui di luar kiosnya, Blok B Lantai LH, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2024).
Seorang pemilik toko pakaian mengatakan, tren belanja diperkirakan akan terus meningkat menjelang Idul Fitri atau Idul Fitri.
Ia juga menyarankan, jika ingin mencari baju lebaran di Pasar Tanah Abang, sebaiknya berbelanja di hari biasa seperti Senin hingga Jumat. Sebab di akhir pekan yakni Sabtu-Minggu biasanya banyak pengunjung.
“Kalau menjelang lebaran biasanya ramai. Kalau mau belanja mending belanja di hari biasa, jangan di akhir pekan, Sabtu atau Minggu pasti ramai,” ujarnya.
Namun, pembalap berusia 40 tahun itu tidak menyebutkan berapa lap yang diraihnya selama bulan suci Ramadhan. Namun, dia berharap penjualan bisa terus meningkat menjelang Lebaran.
“Iya saya pengen banget laris terus karena setelah lebaran pasar tutup libur,” tutupnya.
Pada bulan Ramadhan 2024, Pasar Tanah Abang mengalami peningkatan jumlah pengunjung. Berbagai dealer yang berjualan mengalami peningkatan penjualan. Namun, tidak semua trader mengalami peningkatan keuntungan.
Beberapa pedagang di pasar terbesar Asean ini justru mengalami perlambatan omzet yang diterimanya selama bulan Ramadhan tahun ini.
Seorang penjual buah segar bernama Leah (50) yang berdagang di Blok F Pasar Tanah Abang mengatakan, omzetnya saat ini sedang anjlok.
“Faktanya, penjualan sekarang sedang turun. “Sekarang saya hanya mendapat untung Rp 5.000 per kg,” keluh Leah (50) dalam wawancara dengan harfam.co.id yang ditulis Selasa (19/03/2024).
Ia menyatakan, biasanya ia mendapat omzet 1 juta hingga 3 juta rupiah jika pembelinya banyak. Tapi sekarang lalu lintasnya sangat sedikit.
“Untuk tahun ini kami hanya bisa mengembalikan modal, kadang harus jual rugi. “Nah, mau bagaimana lagi, harus dipikirkan,” kata Lea (50).
Kasus lainnya adalah pedagang jilbab bernama Vendri Ramadan (23), yang juga berdagang di Blok F Pasar Tanah Abang, mengaku belum mengetahui apakah penjualan jilbabnya akan meningkat pada Ramadhan tahun ini karena masih awal bulan .
“Kami masih belum tahu tahun ini karena masih awal bulan Ramadhan, jadi agak bingung apakah tahun ini trafiknya meningkat atau tidak,” kata Vendree (23).
Namun, ia menyatakan omzet pada bulan Ramadhan justru mengalami penurunan pada tahun lalu.
“Kemarin ya, jatuh. “Saya lupa berapa,” keluh Vendree (23).