December 21, 2024
Rupiah Melemah hingga Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS, Harga Smartphone Bakal Ikut Naik?

Rupiah Melemah hingga Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS, Harga Smartphone Bakal Ikut Naik?

0 0
Read Time:2 Minute, 50 Second

harfam.co.id, Jakarta – Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah. Hingga hari ini, Jumat (3 Maret 2024), nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS sudah menembus Rp 16 ribu lebih. Apakah hal ini akan mempengaruhi harga perangkat dan smartphone?

Product Marketing Manager Xiaomi Indonesia Rendy Tonggo mengatakan, dalam menentukan harga produk, pihaknya mempertimbangkan banyak hal, selain melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. 

Rendy Tonggo yang ditemui usai peluncuran Xiaomi Pad 6S Pro 12.4 mengatakan, “Sebenarnya dari kami banyak faktor yang menentukan harga, namun tentunya Xiaomi Indonesia selalu berkomitmen untuk memberikan harga terbaik bagi Xiaomi Fans”. Komputer tablet di Jakarta, Kamis (4 Februari 2024). 

Sementara itu, vendor smartphone lainnya, Vivo Indonesia, juga mendapat tanggapan serupa. 

Fendy Tanjaya, Product Marketing Department Vivo Indonesia, mengatakan, penentuan harga produknya bergantung pada kondisi pasar. 

Fendy mengatakan: “Kami di Vivo selalu ingin memperkenalkan produk dengan harga terjangkau kepada pengguna. Penentuan harga produk akan melalui diskusi panjang.” 

Ia mengatakan, ke depannya ia belum mengetahui apakah harga produk HP Vivo akan naik akibat melemahnya nilai tukar Rupiah. 

Namun, kami tetap menawarkan harga terbaik bagi pengguna, tambahnya. 

Sekadar diketahui, sejak libur lebaran pertengahan April 2024 lalu, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah lebih dari Rp 16 ribu. 

Bahkan, Rupiah terus melemah meski ditutup menguat Rp 16.185 pada akhir sesi perdagangan Kamis 2 Mei 2024.

Di sisi lain, Ketua Umum Himpunan dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah menilai dampak kenaikan suku bunga dasar Bank Indonesia (BI) jauh lebih parah dibandingkan kelemahan pemerintah Indonesia. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika.

Pernyataan tersebut merespons kebijakan Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% mulai April 2024. 

Jadi menurut saya dampak suku bunga lebih besar dibandingkan dampak kenaikan dolar AS, kata Budi kepada awak media di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (2 Mei).

Budie menjelaskan, kenaikan suku bunga BI akan menimbulkan serangkaian efek limpahan (spillover effect) terhadap bisnis ritel. Pertama, suku bunga pinjaman perbankan akan meningkat. 

Kedua, biaya sewa dan pembayaran di pusat perbelanjaan juga akan meningkat pasca penyesuaian suku bunga BI. Situasi ini tentu akan membuat badan usaha tersingkir di tengah risiko ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

“Kalau trafik (penjualan) bagus dan ramai, bisa kena (terkena) terlalu banyak karena bisa juga terserap mix margin. Tapi kekhawatiran saya trafik (penjualan) juga turun,” jelasnya.

Di sisi lain, dampak penguatan dolar Amerika sendiri tidak dirasakan langsung oleh pelaku komersial. Selain itu, apresiasi dolar AS juga akan mendorong wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan membeli berbagai produk UMKM di Indonesia.

Perhitungannya, daripada ke Vietnam, sebaiknya kita ke Indonesia karena harganya yang murah dan USD yang kuat, ujarnya.

Karena kondisi tersebut, para pelaku perusahaan terus melakukan efisiensi dalam pengeluaran kas perusahaan. Cara ini ditempuh untuk memastikan arus keuangan perusahaan tetap sehat.

“Kami juga melakukan pencarian pemasok seperti ini, mencari pemasok baru lebih mudah. ​​Kalau dulu belinya mahal, mungkin sekarang bisa cari pemasok baru biar lebih murah. Jadi untung lebih banyak,” tuturnya. . menyimpulkan

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikkan suku bunga acuan (suku bunga BI) menjadi 6,25%. 

Selain itu, suku bunga Fasilitas Simpanan meningkat sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% dan suku bunga Fasilitas Pinjaman meningkat sebesar 25 basis poin menjadi 7%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan kenaikan suku bunga dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dalam menghadapi berkurangnya risiko global, serta sebagai langkah preventif dan maju untuk memastikan inflasi tetap pada sasaran yang telah ditetapkan. 2,51% pada tahun 2024 dan 2025. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link