September 21, 2024
Rupiah Terperosok di Awal Pekan Gara-Gara AS

Rupiah Terperosok di Awal Pekan Gara-Gara AS

0 0
Read Time:4 Minute, 22 Second

harfam.co.id, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS melemah pada pembukaan sesi perdagangan Senin. Pelemahan rupee terbebani oleh data PMI Amerika Serikat (AS) yang solid.

Pada perdagangan dini hari Senin, rupee melemah 8 poin atau 0,05% ke level 16.458 per dolar dari penutupan perdagangan sebelumnya di level 16.450 per dolar.

“PMI manufaktur AS naik secara tak terduga menjadi 51,7 pada Juni 2024 dari 51,3 pada Mei 2024,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dilansir Antara, Senin (24 Juni 2024).

Josua mengatakan, data PMI yang solid mendukung nilai tukar dolar AS yang bullish. PMI manufaktur mengalahkan ekspektasi konsensus pasar sebesar 51. Selain itu, PMI jasa AS juga naik menjadi 55,1 pada Juni 2024, melebihi ekspektasi sebesar 54.

Data menunjukkan bahwa sektor manufaktur dan jasa AS terus mengalami akselerasi pada bulan Juni 2024, meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga kebijakan dari bank sentral AS atau The Fed.

Ia memperkirakan pada sesi perdagangan hari ini, rupee akan berkisar pada 16.425/USD hingga 16.525/USD.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center for Economic Reforms (CORE) Mohammad Faisal mewaspadai nilai tukar rupee terhadap dolar AS yang terus melemah.

Faisal mengingatkan, melemahnya rupee yang terus berlanjut tentu akan membuat produk impor semakin mahal.  

Dampaknya, hal ini akan menambah beban industri yang harus mengimpor bahan baku. Akibatnya, konsumen dalam negeri juga akan terkena dampak kenaikan harga berbagai produk, salah satunya adalah obat-obatan yang dicontohkan oleh Faisal. 

Ia mengatakan kepada harfam.co.id, Minggu (23 Juni 2024): “Hampir semua sektor bergantung pada impor, meski dalam kadar yang berbeda-beda. Ketergantungan terbesar pada impor ada pada sektor-sektor seperti obat-obatan dan obat-obatan.”

Selain obat-obatan, negara ini juga mendapati bahwa produksi produk industri, seperti mobil dan elektronik, sangat bergantung pada impor bahan mentah dan bahan penolong.

“Kita juga tahu industri tekstil mengimpor kapas,” tambah Faisal. Lalu di industri makanan, kami tidak memproduksi cukup bahan-bahan yang kami produksi di dalam negeri.”

Menurut dia, situasi inilah yang menyebabkan perusahaan industri relatif harus meningkatkan impor. Pasalnya, proses produksinya rumit dan tidak semua bahan baku bisa didapatkan di Indonesia. 

“Meski ada yang ekspor, tapi ada juga yang impor,” kata Faisal. Lagipula, seperti yang saya sampaikan tadi, untuk obat-obatan, tingkat impornya masih relatif tinggi.” 

 

Sebelumnya, harga BBM PT Pertamina (Persero) diperkirakan kembali naik mulai Juli 2024 seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. 

Bahkan, Pertamina menahan kenaikan harga BBM nonsubsidi sejak awal tahun hingga Juni 2024, meski nilai tukar rupiah dan harga minyak dunia berfluktuasi.

Direktur Eksekutif Center for Economic Reform (CORE) Mohammad Faisal menilai kenaikan harga bahan bakar nonsubsidi seperti Pertamax CS dalam waktu dekat tidak bisa dihindari. 

Selain rupee yang meningkatkan biaya impor bahan bakar, berlanjutnya kenaikan harga minyak dunia juga merupakan faktor kuat lainnya.

“Kemungkinan besar harga BBM nonsubsidi akan naik, apalagi harga minyak saat ini cenderung berfluktuasi di atas 80 USD/barel,” kata Faisal kepada harfam.co.id, Jumat (21 Juni 2024).

Namun, dia belum bisa memprediksi fluktuasi harga BBM hingga akhir tahun. Karena banyak faktor berbeda yang dapat mempengaruhinya baik secara positif maupun negatif, seperti respon kebijakan fiskal pemerintah terhadap situasi saat ini. 

Menghadapi instabilitas tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan memperhitungkan dan mengkaji kemampuan keuangan negara terkait kemungkinan kenaikan harga BBM setelah menunggu sejak awal tahun.

Melansir Antara, Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mengatakan, “Semuanya diperhitungkan urusan keuangan negara. Kompeten atau tidak kompeten, berkuasa atau tidak berdaya.” 

RI 1 menyatakan kemampuan APBN dalam memberikan subsidi BBM akan diperhitungkan dengan mempertimbangkan harga minyak dunia, terutama dengan mempertimbangkan kondisi geopolitik. Menurutnya, seluruh aspek tersebut akan diperhitungkan dan diperhitungkan dengan pertimbangan matang.

Jokowi berkata: “Seberapa tinggi harga minyak akan naik? Semuanya akan diperhitungkan, semuanya akan diperhitungkan, semuanya akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang karena menyangkut nyawa orang banyak.”

Kepala Negara menilai keputusan pemerintah mengenai harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak. “Bisa mempengaruhi harga, bisa mempengaruhi segala sesuatu yang berhubungan dengan minyak,” pungkas Jokowi.

Sebelumnya, nilai tukar rupee terus tertekan. Dalam beberapa bulan terakhir, nilai tukar rupee sempat mencapai level psikologis 16.000 per dolar AS. Bahkan pengamat pasar keuangan Ariston Tjandra menilai mata uang Garuda kemungkinan akan terus melemah hingga ke level 16.500 per USD saat ini.

“Kemungkinan turun ke 16.500 per dolar AS dengan support di kisaran 16.380 per dolar AS,” kata Ariston di Jakarta, Jumat (21 Juni 2024). Tren pelemahan rupiah ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, tren penguatan Indeks Dolar AS akan berlanjut pada level 105,60 pada hari ini.

“Masih ada kemungkinan pelemahan rupee terhadap dolar AS hari ini karena indeks dolar AS pagi ini masih menguat,” ujarnya.

Kedua, kebijakan bank sentral AS, The Fed yang masih enggan menurunkan suku bunga dasarnya, juga akan mendorong dolar AS menguat lebih tinggi. Dampaknya, beberapa mata uang global, termasuk Rupee, kemungkinan besar akan mengalami pelemahan yang lebih dalam.

“Sentimen terhadap pelemahan rupee tetap sama, dengan The Fed tampak enggan untuk terburu-buru menaikkan suku bunga utamanya,” jelasnya.

Dari sisi internal, Ariston menegaskan langkah intervensi Bank Indonesia (BI) tidak membawa perubahan kebijakan suku bunga. Namun optimalisasi instrumen seperti Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia atau SRBI dapat menarik dolar AS masuk ke Indonesia untuk meredam pelemahan rupiah.

Ia berkata: “Kemarin BI juga tidak mengubah kebijakan suku bunganya. Tapi BI bisa menggunakan cara lain untuk menarik dolar ke Indonesia, seperti SRBI.”

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link