harfam.co.id, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Mulyani Indrawati mengungkapkan tidak ada pembahasan anggaran pada acara makan siang gratis pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subanto-Gibran Rakabuming Raka.
Sebelumnya ada rencana untuk menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan memotong subsidi energi untuk program makan siang gratis.
Pak Mulyani mengatakan, dalam pembahasan Pokok-pokok Kebijakan Makroekonomi dan Keuangan 2025 (KEM-PPKF), tidak ada pembahasan khusus mengenai pemanfaatan anggaran program makan siang gratis tersebut.
Pak Mulani mengatakan, rapat pembahasan KEM-PPKF yang dilaksanakan beberapa waktu lalu fokus pada pembahasan kerangka makroekonomi transisi pemerintahan selanjutnya.
“Kalau ada yang bilang oh kita ngomong soal makan siang gratis, setahu saya pak kita belum ngomong (makan siang gratis), ngomongnya buang-buang waktu saja, biaya K/L masih dalam kisaran efektif pak, Itu saja, “pembahasan lebih lanjut,” kata Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Pak Mulyani pun meminta maaf karena jawaban yang diberikan tidak diterima semua pihak. Mengingat tingginya antusiasme anggota Komisi 11 DPR yang hadir untuk mengetahui sumber anggaran program makan siang gratis Prabowo-Gibran.
“Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya bapak dan ibu, apalagi ini bulan puasa, mohon dibukakan pintu maaf yang berlimpah. Saya tidak bisa berkomentar mengenai makan siang gratis, itu saja,” kata Pak Mulyani.
Wartawan: Sulaiman
Sumber: Merdeka.com
Sebelumnya, Dida Gardera, Wakil Koordinator Bidang Usaha Pangan dan Pertanian yang berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, mengklarifikasi kabar yang beredar mengenai rencana penggunaan dana bantuan operasional (BOS) sekolah dan pemotongan subsidi energi untuk makan siang gratis pasangan tersebut. Program Capres Prabowo-Gibran.
Dida mengatakan, pemerintah belum memutuskan sumber anggaran program makan siang gratis Prabowo-Gibran. Sementara berbagai persoalan yang berkembang di masyarakat masih berupa usulan.
“Dari sisi pemerintah, kami belum (memutuskan), kami belum mengkaji wacana diperbolehkannya anggaran dari sana,” kata Dida kepada awak media di Gedung Koordinasi Kementerian Perekonomian. . , Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).
Tentang sumber anggaran untuk mendanai kegiatan simulasi makan siang gratis sebesar Rp 15.000 per anak yang dilakukan di SMP Negeri 2 Curug Kabupaten Tangerang beberapa waktu lalu. Pejabat di bawah Menko Airlangga mengatakan, anggaran tersebut berasal dari masing-masing pemerintah daerah yang bekerja sebagai relawan.
Lanjutnya, besaran anggaran makan siang gratis juga bisa diubah dari Rp 15.000 per anak. Hal ini menyesuaikan dengan kondisi perekonomian masing-masing daerah yang berbeda-beda.
“Ngomong-ngomong, di sana (Kabupaten Tangerang) mungkin Rp 15.000, tapi di IKN (berbeda),” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, pasangan calon presiden (Kapres) dan calon wakil presiden (Kavapres) nomor urut 02 Prabowo Subanto-Gibran Rakabuming Raka atau Prabowo-Gibran menggelar program makan siang gratis untuk siswa sekolah. Sekitar Rp 15.000 per anak telah dianggarkan untuk program ini.
Pengusaha jalan tol Yusuf Hamka atau akrab disapa Baba Alun mendukung program makan siang gratis ini.
“Makanan gratis lebih baik dari pada mendatangi orang yang tidak membayar,” kata Yusuf Hamka kepada Merdeka.com, Sabtu (3/9/2024) di Cianjur, Jawa Barat.
Yusuf Hamka mengatakan, program makan siang gratis Prabowo-Gibran dapat membantu masyarakat ekonomi bawah mendapatkan makanan yang murah dan bergizi.
“Pemerintah akan membantu masyarakat marginal melalui makan siang gratis ini,” tegasnya.
Namun, dia meminta agar program makan siang gratis Prabowo-Gibran tidak dilimpahkan ke dinas sosial, dinas pendidikan, atau katering.
Di sisi lain, program makan siang gratis bagi siswa sebaiknya diselenggarakan oleh pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pedagang di sekitar sekolah.
“Makanan gratis ini harusnya pakai model seperti kita, tidak boleh diberikan ke dinas sosial, dinas pendidikan, atau katering, tidak, harus dari UMKM, warung lokal,” tegasnya.
Menurut dia, keikutsertaan UMKM dan warung di sekitar sekolah bertujuan untuk menjamin terpeliharanya kegiatan komersial. Oleh karena itu, penerapan program makan siang gratis ini memberikan dampak positif bagi kelangsungan usaha UMKM.
“Karena warung lokal harus bertahan ya? Ada produsen ayam, telur, ikan, dan daging, semuanya hidup, bertahan asalkan membeli dari UMKM,” jelasnya.
Apalagi UMKM masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap tinggi di tengah tekanan perekonomian akibat dampak pandemi Covid-19.
“Pedagang lokal, UMKM garda terdepan. Dan di masa Covid UMKM kita luar biasa. Mereka adalah penopang perekonomian kita,” tutupnya.
Wartawan: Sulaiman
Sumber: Merdeka.com