harfam.co.id, Jakarta – Google Indonesia dan Jigsaw bekerja sama dengan KPU, Bawaslu, Mooshot, SAIL (Safe Internet Lab) dan Check Facts meluncurkan kursus prebunking bernama Recheck Before Kegocek.
Hal ini dilakukan demi membantu masyarakat Indonesia untuk bisa mengenali produk palsu. Khususnya klaim-klaim palsu soal pemilu 2024 yang akan segera dilangsungkan.
Dalam pengumuman resminya, Kamis (1/2/2024), Google mengungkapkan layanan tersebut telah menjangkau 57 juta masyarakat Indonesia. Ia mengatakan 74 persen di antaranya berasal dari kelompok usia Gen Z dan Milenial.
Menariknya, Gen Z yang menonton video tersebut mampu melihat perubahan pada gambar dan video dengan lebih baik dibandingkan mereka yang tidak menonton video tersebut.
Untuk lebih jelasnya, pada bulan September lalu Google mengumumkan sejumlah produk dan metode untuk memerangi disinformasi, terutama saat pemilu.
Untuk itu, Google bekerjasama dengan KPU, Bawaslu, Kominfo, CekFakta, Mafindo, Wise Choice, SAIL dan Think Policy.
Ada tiga hal yang menjadi fokus Google, yaitu menyediakan informasi yang dapat dipercaya di platform, memberikan pengetahuan teknis kepada masyarakat tentang media sosial untuk mencegah pemalsuan, dan memberdayakan mitra agar siap dalam seleksi.
“Selain memiliki kebijakan komprehensif untuk menangani kesalahan dalam segala hal, kami terus berupaya menghubungkan masyarakat Indonesia dengan informasi yang valid atau dapat diandalkan dan dapat diandalkan,” kata Google menjelaskan tindakannya.
Salah satunya adalah jika pengguna internet mencari kata kunci di Google Penelusuran, mereka akan melihat link video yang bertentangan dari berbagai sumber di halaman beranda, bagian, dan daftar pilihan di halaman pertama.
Selain itu, halaman utama YouTube akan menampilkan waktu dan informasi pemilu yang akan dimuat di situs KPU.
Mulai saat ini, Google akan memberikan informasi dari media resmi dan nasional untuk mencari informasi tentang kandidat dengan menggunakan kata kunci sebagai metode pemungutan suara.
“Kami mengapresiasi kerja sama yang baik dari berbagai mitra untuk terus bersama-sama melawan disinformasi, memastikan masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap informasi terpercaya secara tepat waktu, dan menciptakan lingkungan daring yang harmonis dan aman bagi semua,” ujar Muriel Makarim, Direktur Pemasaran di Google Indonesia.
Sebelumnya, pada konferensi bertajuk “Mari Memahami Pemilu” yang diadakan di Chubb Square, Jakarta, Google dan YouTube juga mengumumkan kampanye berbeda untuk memerangi ketidakadilan di dunia digital.
Manajer pemasaran Google Indonesia Mauriel Makarim mengatakan ada dua kampanye yang dijalankan dengan platform mereka.
Semua ini merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak seperti KPU, Bawaslu, Kominfo, Fact Check dan masih banyak lainnya.
Program utamanya adalah pre-bunking yang memberikan kekuasaan yang membantu pemilih dalam mengidentifikasi kondisi informasi yang harus mereka perhatikan.
Sesuai dengan namanya, upaya ini merupakan salah satu cara untuk mencegah tersebarnya informasi palsu seputar pemilu 2024.
Untuk pemilu 2024, terdapat kampanye ‘Periksa Sebelum Anda Pergi’ yang ditujukan untuk pemilih muda dan akan diluncurkan pada 6 Oktober 2023 melalui saluran resmi YouTube.
Lalu ada kampanye “Hentikan Dulu”, yang menantang pengguna YouTube untuk menghentikan sementara tontonan mereka sebelum membagikannya kepada orang lain.
“Selanjutnya, periksa apakah sumber kontennya dapat diandalkan. Kita jeda sejenak, pikirkan sejenak apakah dapat diandalkan atau tidak, sebelum kita bagikan kepada siapa pun,” kata Muriel.
Dengan memperjelas dan memverifikasi sumber informasi, kita dapat mengurangi penyebaran informasi palsu dan menyesatkan tentang pemilu 2024.