September 21, 2024
HEADLINE: Waspada Flu Singapura atau HFMD dan Penyebarannya Saat Musim Mudik, Antisipasinya?

HEADLINE: Waspada Flu Singapura atau HFMD dan Penyebarannya Saat Musim Mudik, Antisipasinya?

0 0
Read Time:7 Minute, 6 Second

harfam.co.id, Jakarta Kasus Penyakit Tangan, Kaki, Mulut (HFMD) atau Hand, Foot and Mouth Disease (HFMD) yang biasa dikenal masyarakat dengan sebutan flu Singapura, mulai mewabah di Indonesia pada awal tahun ini. 

Data Kementerian Kesehatan RI mencatat terdapat 6.100 kasus HFMD sejak awal hingga akhir Maret 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak dan sangat sedikit pada orang dewasa.

Kasus HFMD terbanyak terdapat di Pulau Jawa. Dilihat dari tiap provinsi, yang tertinggi adalah Jawa Barat (2.100), Banten (1.100), disusul DI Yogyakarta (561).

Jika melihat tahun-tahun sebelumnya, data Kementerian Kesehatan RI mencatat 11 ribu kasus HFMD pada tahun 2019. Pada tahun 2020, terjadi penurunan drastis sebanyak 5.200 kasus HFMD karena situasi pandemi COVID-19 mengurangi interaksi sosial.

Kemudian pada tahun 2021 tercatat 5.400 kasus. Kemudian pada tahun 2022 terdapat 8100 kasus HFMD. Setelah tahun 2023, akan ada 11.000 kasus HFMD yang tercatat.

Melihat tren peningkatan kasus pada tiga bulan pertama tahun 2024, Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk mewaspadai penularan Flu Singapura atau HFMD.

“Kalau dalam 3 bulan (Januari – Maret 2024) ada 6.000 kasus, bisa menjadi 24.000 kasus (dalam satu tahun). Jadi kita lihat ada tren peningkatan kasus,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Pelayanan Publik, Dr. . . Siti Nadia Tarmizi, M.Epid melalui telepon di Salute harfam.co.id pada Jumat, 5 April 2024. Potensi peningkatan kasus saat Mudik Lebaran 2024

Karena tren mobilisasi yang tinggi saat mudik lebaran, Nadia mengimbau masyarakat lebih berhati-hati terhadap flu Singapura. Selain itu, penyakit ini memiliki tingkat penularan yang tinggi, meski jarang menimbulkan penyakit serius.

“Ada tren peningkatan, semakin banyak masyarakat yang mudik, semakin banyak libur panjang, kemungkinan besar terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” kata Nadia lagi. 

Hal senada juga diungkapkan anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Tropis (UKK) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Profesor Edi Hartoyo. Peningkatan risiko terkena HFMD lebih besar pada mereka yang mudik menggunakan transportasi umum.

“Kalau soal kemungkinan perluasan (penularan) iya ya. Apalagi kalau kita menggunakan angkutan umum,” kata Edi dalam temu media online bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa (4/2/2024).

Nadia juga mengatakan, HFMD atau flu Singapura bisa menular bahkan sebelum gejala penyakitnya muncul. Faktanya, penyakit tersebut bisa menular ke orang lain setelah gejalanya hilang.

“Walaupun penyakit ini ringan, tapi penyebarannya cepat. 3-7 hari sebelum gejala muncul, bisa menular ke orang lain. Setelah lewat, tidak ada gejala klinis, bisa menular ke orang lain.” ucap Nadia.

Di sisi lain, penularan yang lebih luas mungkin disebabkan oleh orang tua yang tidak menyadari bahwa anaknya menderita HFMD.

“Karena penyakitnya ringan, orang tuanya tidak paham kalau dia mengidap virus tersebut, sehingga dia naik bus pulang dan bersosialisasi dengan banyak orang. Oleh karena itu, risiko penyebaran (difusi) sangat mungkin terjadi,” kata Edi.

 

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah anak-anak dan orang dewasa terkena HFMD atau flu Singapura sesampainya di rumah:

1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat  

Biasakan kembali mencuci tangan, terutama setelah buang air besar, buang air kecil, dan sebelum makan.

“Kita tahu bahwa flu singapura menular melalui kontak langsung, yaitu dengan menghirup batuk, dahak, dan lendir. Jadi, saat mengganti popok bayi, virusnya bisa ditemukan di tinja. Jadi, permukaan benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. tangan anak-anak yang menderita HFMD. “Itulah mengapa mencuci tangan sangat penting,” kata Nadia.

Jadi, ketika anak bermain di tempat umum, sebaiknya orang tua berupaya mendorong anak untuk mencuci tangan dan mandi.

“Penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak, sehingga fokus kita (orang tua) memperhatikan kebersihan dan sanitasi anak,” saran Nadia. 

2. Kenakan masker

Nadia juga mengingatkan kita untuk kembali memakai masker saat bepergian, karena HFMD juga bisa menular melalui droplet. Masker dapat digunakan pada anak berusia diatas dua tahun. 

Selain itu, penggunaan masker juga sangat diperlukan bagi orang yang sedang sakit. 

3. Hindari kontak dengan penderita HFMD

Edi menambahkan, hindari kontak dengan pengidap HFMD untuk mencegah anak tertular flu Singapura.

“Hindari kontak dengan pasien flu Singapura. Saya sampaikan kepada ayah dan ibu yang mengira anaknya menunjukkan gejala tersebut agar pulang lebih awal, jangan bermain dengan teman agar tidak tertular,” ujarnya.

4. Meningkatkan daya tahan tubuh

Cara lain untuk mencegah infeksi dan penularan virus penyebab HFMD pada anak adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

“Mari kita tingkatkan daya tahan tubuh anak kita. Bagaimana caranya? Istirahat yang cukup, gizi yang baik, banyak minum cairan,” kata Edi.

Sistem imun tubuh yang meningkat akan mampu mengambil kembali virus yang masuk ke dalam tubuh anak, apapun jenisnya.

Flu Singapura atau HFMD adalah penyakit virus yang menyerang anak-anak dan orang dewasa.

Namun sering dilaporkan terjadi pada anak-anak, biasanya menyerang anak usia 10 tahun, namun ada juga yang bisa menulari orang dewasa, kata dr. Erlina Burhan SpP(K) dari bidang pengendalian penyakit menular Ikatan Dokter Indonesia PB.

Masa inkubasi HFMD adalah tiga hingga tujuh hari, tambah Direktur Pascasarjana Universitas YARSI yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Tjandra Yoga Aditama.

Gejala HFMD pada anak: demam, ruam dan benjolan kecil di tangan, kaki dan mulut, kehilangan nafsu makan dan sakit tenggorokan.

“Setelah demam, keluhannya biasanya berupa nyeri di mulut, awalnya berupa benjolan, kemudian menjadi lendir. Lesi ini bisa muncul di lidah, gusi, atau bagian mulut lainnya,” kata Tjandra. .

Sedangkan pada orang dewasa, bila terkena HFMD tidak menimbulkan gejala, kata Nadia.

HFMD bukanlah penyakit serius, penyakit ini dapat disembuhkan dalam waktu 7-10 hari dengan pengobatan suportif. 

Meski jarang terjadi, HFMD akibat EV 71 dapat menyebabkan meningitis bahkan ensefalitis. Infeksi ini dimulai di saluran pencernaan dan dapat menyebabkan gangguan saraf.

Selain itu, HFMD juga bisa disebabkan oleh Coxsackievirus A16 yang juga bisa menyebabkan meningitis.

Nadia menambahkan, kasus HFMD yang parah biasanya cenderung terjadi pada anak dengan gangguan imunitas atau imunitas rendah.

HFMD sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak langsung, cairan hidung dan tenggorokan, air liur, cairan benjolan, atau tinja penderita. Masa penularan paling besar terjadi pada minggu pertama setelah terinfeksi.

 

Secara umum pengobatan flu singapura adalah sebagai berikut: minum obat demam jika demam, minum obat batuk pilek jika ada gejala, biasanya pemberian vitamin atau buah dan sayur setiap hari.

Namun, dokter anak subspesialis kesehatan anak, penyakit menular dan penyakit tropis, Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, jika anak mengalami gejala HFMD, sebaiknya bawa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Intinya, apapun yang Anda lakukan, Anda harus pergi ke dokter, katanya. 

“Kontrol, perhatikan tanda-tanda bahaya seperti sesak nafas, kejang, demam tinggi, tidak mau makan atau minum, muntah atau diare setelah makan, tidak bisa buang air kecil, ini bisa jadi tanda bahaya.”

Hal serupa juga ditegaskan Nadia, terutama saat anak menolak makan dan minum. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang dapat berakibat fatal.

“HFMD, penyakit biasa, tidak menyebabkan kematian. Tapi kematian bisa terjadi jika anak mengalami dehidrasi. Kenapa anak bisa dehidrasi? Karena dia tidak bisa makan dan minum karena mulutnya sariawan dan melepuh,” kata Nadia.

Jika orang tua melihat anak penderita HFMD menolak makan atau minum, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan guna mencegah keseriusan.

“Mengapa kita harus membawanya ke rumah sakit? Untuk mengatasi gejala yang dialami anak tersebut,” kata Nadia. Lakukan isolasi

Oleh karena itu, anak-anak dengan HFMD harus diisolasi. Bukan berarti anak dikurung di dalam kamar, melainkan tidak keluar rumah selama lima sampai tujuh hari.

“Tidak menular setelah lima sampai tujuh hari. Tidak dua minggu, tidak. Kalau dua minggu terlalu lama, mohon maaf,” kata Edy.

 

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah HFMD yang keliru muncul untuk flu Singapura. Kebanyakan orang juga menyebutnya flu Singapura, bukan HFMD.

Hinky menjelaskan, istilah flu Singapura merupakan istilah yang keliru untuk penyakit tangan dan mulut. HFMD tidak disebabkan oleh virus flu. HFMD disebabkan oleh virus dari genus enterovirus yaitu Coxsacklevirus dan human enterovirus 71 (HEV 71). 

“Ini terminologi yang salah untuk flu Singapura. Sebenarnya virus itu bukan flu dan tidak hanya ada di Singapura, di tempat yang berbeda dan karena penyebab yang berbeda pula,” kata Hinky pada Pekan Imunisasi Dunia (PID) bersama para Kementerian Kesehatan di Jakarta, Senin 18 Maret 2024.

Pengumuman serupa disampaikan Presiden Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso di kesempatan yang sama.

Menurut Piprim, nama flu Singapura untuk penyakit ini tidak lagi hanya ada di Singapura karena sudah menyebar ke berbagai daerah, termasuk Indonesia.

“Kasus yang namanya flu Singapura akhir-akhir ini marak terjadi. Sebenarnya flu (Singapura) ini bukan lagi milik Singapura, masih banyak yang ada di Indonesia, bisa jadi flu Jakarta dan flu lainnya,” kata Pepper. . 

Pakar kesehatan dunia dan ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan HFMD tersebar luas di seluruh dunia, namun prevalensinya lebih tinggi di wilayah tropis dan subtropis.

“Penyakit ini seringkali bersifat musiman, dengan puncak kasus biasanya terjadi pada musim panas dan awal musim gugur di banyak daerah,” jelas Dicky baru-baru ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link