harfam.co.id, Jakarta – Kegagalan pada pemilu 2024 atau pemilu 2024 bisa berakibat pada kegagalan calon dan pendukungnya menghadapi masalah psikologis.
Menurut dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) – Pondok Indah, Ashwin Kandouw, semua gangguan jiwa tersebut bisa terjadi karena rasa kekalahan manusia.
“Semua itu bisa terjadi tergantung bagaimana seseorang memandang kekalahan, kesiapan menghadapi kekalahan, kekuatan mental untuk bisa menerima kekalahan,” kata Ashwin dalam wawancara online, Selasa, 13 Februari 2024.
Lalu bagaimana Islam memandang masalah mental seperti ini?
Menurut NU Online, hal itu terungkap dalam thibbun nabawi (hadits tentang kesehatan). Dijelaskannya, kesedihan karena kehilangan sesuatu yang disayang, seperti orang yang dicintai, cita-cita, impian, atau sebab lainnya harus dikelola dengan baik.
Selain psikiatri, penggunaan obat-obatan dan nutrisi juga menjadi upaya pengobatan untuk menjaga kesehatan mental.
Ummul mukminin Sayyidah Aisyah Radliyallahu anha dalam hadits riwayat Bukhari menjelaskan salah satu gizi untuk kesehatan jiwa sebagai berikut;
Semoga Tuhan memberkati dan memberinya kedamaian َدِ وَتَبِهُ ِبَعْضِ الْحُزْنِ
Arti:
“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu, beliau memerintahkan untuk memakan talbinah (adonan yang terbuat dari tepung terigu) untuk orang yang sakit dan orang yang bersedih karena musibah yang menimpanya.
Ia pun berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya nasehatku dapat menyembuhkan orang yang sakit dan menghilangkan kesedihan. (HR Bukhori).
Menurut Medical News Today, jelai adalah biji-bijian yang biasa digunakan untuk membuat roti, minuman, dan hidangan lainnya.
Sebagai gandum utuh, barley menyediakan serat, vitamin, dan mineral. Bahan kimia ini dapat meningkatkan kesehatan jantung, membantu mencegah kanker, mengurangi peradangan, dan banyak lagi.
Hadits yang menyebutkan “Talbinah” atau tepung jelai berkhasiat mengobati orang sakit yang hatinya sedih, disebutkan juga oleh Al-Hafiz Adz-Dzahabi dalam kitab At-Thibbun Nabawi (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, At-Thibbun). Nabi). [Beirut, Dar Ihyail Ulum: 1990], halaman 240).
Talbinah dalam bahasa Arab berasal dari kata susu (laban) karena bentuknya setelah dimasak berwarna putih dan kental seperti susu.
Tepung mentah berasal dari biji tanaman mirip gandum yang dikenal dengan nama Barley (Hordeum Vulgare). Di pulau tersebut, tanaman yang menyerupai barley adalah “Pearl Barley” atau Barley Barley yang dikenal dengan sebutan biji jali, barley atau hanjeli (Coix Lacryma).
Dalam sejarah lain, Talbinah disajikan dengan campuran kuah daging dan roti atau tsarid.
Makanan ini diberikan kepada keluarga yang sedang berduka karena sanak saudaranya meninggal dunia. Oleh karena itu, diharapkan keadaan hati yang sedih bisa berubah menjadi lebih baik dengan hadirnya menu makanan yang salah satunya berbahan Talbinah.
Talbinah sebaiknya dicampur dengan makanan lain agar lebih enak. Diakui Sayyidah ‘Aishyah, rasa asli Talbina kurang enak sehingga banyak orang yang tidak menyukainya.
Namun kualitas Talbinah menjadikannya pilihan para terapis untuk memberikan suplemen nutrisi kepada pasien.
Salah satu bahan campuran Talbinah yang menambah cita rasa adalah madu. Campuran ini juga disebutkan dalam kitab At-Thibbun Nabawi karya Adz-Dzahabi. Campuran talbinah dan madu terbukti mampu menurunkan depresi, kecemasan dan gangguan mood (Badrasawi, 2013, Effects of Talbinah Consumption on Symtom Among Lansia Patient in Long-Term Care, Clinical Trials, Health Issues in Aging, Vol. 8: pp .279- 285).
Tepung gandum atau jelai dari jenis gandum jelek di wilayah Arab disebut makanan sederhana. Bentuknya yang tidak sebesar gandum membuat biji-bijian yang didapat Talbina menjadi makanan bagi masyarakat miskin.
Secara khusus, seorang pemimpin besar Islam bernama Salahuddin Al-Ayyubi menyantap makanan sederhana ini. Kehidupan Salahuddin yang sederhana tercermin dari makanannya.
Barley atau Barley adalah biji-bijian yang dikenal sebagai makanan orang miskin. Namun Salahuddin tidak bangga dengan kemenangannya. Bahkan tentara Muslim yang ikut serta dalam Perang Salib menggunakan gandum sebagai makanan.
Tentara Muslim meminum jelai dengan cara yang tidak biasa, yaitu membuat air jelai. Salahuddin sedang minum saat itu dan khawatir. Ternyata air jelai asli mempunyai kandungan yang sama dengan talbinah.
Keteladanan ini sangat penting mengingat Salahuddin Al-Ayyubi bukan hanya seorang panglima di bidang perjuangan fisik, namun juga ahli di bidang politik dan ahli. Ia tidak bertahan dalam perjuangan panjangnya di medan perang, meski pada akhirnya ia meraih kemenangan.
Tekanan demi tekanan di masa perang, ditambah dengan tekanan politik, sungguh membuat pikiran Salahuddin berpaling dari pahit dan pahitnya perjuangan yang mampu menggoyahkan jiwa. Jika talbinahnya sangat kental, seperti antara bubur dan susu, air jelainya terasa sedikit sehingga bisa diminum.
Jika diminum dalam keadaan hangat, air jelai yang dicampur madu sangat efektif dan bermanfaat. Menurut hasil penelitian, air jelai yang mirip dengan talbinah sangat bermanfaat untuk sistem saraf dan dapat mengurangi gejala kecemasan. Nutrisi adalah karbohidrat, mineral seperti seng dan magnesium, dan banyak asam amino.
Kandungan zinc sebesar 5 mg per porsi Talbinah dan air jelai terbukti memberikan efek positif terhadap stres.