harfam.co.id, JAKARTA – Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk para ulama, dalam melakukan vaksinasi pada anak.
“Saya kira peran serta ulama dalam melakukan vaksinasi sangat penting, keyakinan bahwa vaksinasi itu perlu ada dalam fatwa majelis ulama,” kata Piprim pada workshop Juara Vaksin Nasional, Jumat (8/3/2019). 2024).
Salah satu topik yang dibahas Piprim dalam workshop ini adalah vaksin Halal dan Haram.
“Ini adalah masalah berkelanjutan yang tidak dapat diselesaikan. “Kami ingin menginformasikan kepada masyarakat tentang masalah ini dengan pandangan agama yang benar, Bagaimana menjelaskannya dari sudut pandang agama lain, bukan hanya Islam? Kami akan mempertimbangkan seperti apa vaksinasi ini.
“Dan tidak ada satu agama pun yang menolak vaksin ini,” jelasnya.
Kecuali ulama, guru Kelompok guru dan komunitas lain memainkan peran penting dalam mempromosikan imunisasi. Dengan kata lain, edukasi vaksinasi dilakukan oleh berbagai sektor masyarakat, tidak hanya oleh dokter atau tenaga kesehatan.
“Jadi vaksinasi bukan hanya untuk dokter; Kampanye ini juga membantu menyebarkan akar rumput.” “Saya kira akan sangat efektif jika kita menyebarkan vaksin (edukasi) dalam bahasa mereka,” kata Piprim.
Piprim yakin jika guru dilibatkan dalam kegiatan vaksinasi di sekolah, maka hasilnya akan lebih efektif.
“Apalagi HPV ini akan lebih efektif dibandingkan dengan dokter (dokter kampanye) yang akan berada di tahun ajaran. Jadi dokter guru, orang tua perkumpulan orang tua Saya pikir semua orang perlu terlibat.”
Partisipasi semua pihak di lapangan akan menjamin penerimaan vaksinasi secara universal.
Pada awalnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendorong pelaksanaan vaksinasi pada anak. Baginya, vaksinasi merupakan salah satu cara untuk menjaga kesehatan anak dan mencegah penyakit.
“Lebih baik aman daripada menyesal, lebih baik selesaikan masalah di atas dan di bawah, lebih baik sekarang daripada terlambat,” ujarnya. Keluarga harus diedukasi untuk melihat program perlindungan anak,” kata Budi.
Selain melakukan vaksinasi, Budi juga mendorong masyarakat untuk proaktif memeriksa apakah mereka mengidap penyakit tersebut.
Budi juga menjelaskan jenis vaksin yang digunakan untuk memvaksinasi anak.
“Vaksinasi mandiri terhadap 11 antigen di Indonesia; Kalau digabungkan sesuai saran teman ahli bertambah menjadi 14 antigen, Saya menambahkan tiga lagi.
PCV untuk pneumonia, rotavirus untuk diare, dan HPV untuk kanker serviks. Oke Karena kita tahu bahwa dua dari tiga virus tersebut, PCV dan rotavirus, paling banyak membunuh anak-anak.
Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah penyakit. Salah satu penyakit yang paling umum adalah pneumonia dan diare. Sedangkan keduanya termasuk vaksin.
“Jadi kita tidak perlu mengambil tanggung jawab untuk mengembalikan kesehatan anak-anak kita.” Vaksinasi adalah tindakan pencegahan. “Ya, Vaksinasi mutlak diperlukan untuk lebih mempersiapkan daya tahan tubuh anak kita,” kata Budi.