BANDUNG – ITB telah mengeluarkan kebijakan bagi mahasiswa beasiswa UCT untuk bekerja paruh waktu. Konsep yang bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja ini menuai protes di kalangan mahasiswa.
Dari siaran pers Kantor Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB), konsep Beasiswa Kehormatan Kuliah (UKT) ITB dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan ITB dengan menggunakan prinsip kesetaraan. Mengembangkan pendidikan karakter dan mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus.
Baca: Polemik UKT ITB, Pemanfaatan Pinjaman untuk Bayar SPP dan Wajibkan Penerima Beasiswa UKT Kerja Paruh Waktu
Bentuk-bentuk kerja paruh waktu adalah sebagai berikut.
1. Asisten Mata Kuliah/Praktikum
2. Fungsi Administratif Fakultas/Sekolah atau Program Studi atau Laboratorium atau Unit di bawah Kantor Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM)
3. Penugasan untuk membantu bimbingan mahasiswa dan/atau bimbingan akademik
– Memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan bantuan pendidikan
– Membantu saran kegiatan/kompetisi kemahasiswaan dll
Proses kerja paruh waktu meliputi penyampaian informasi program studi, fakultas, atau kantor WRAM yang membutuhkan asisten, merinci spesifikasi asisten yang dibutuhkan, mata kuliah, dan jumlah asisten yang dibutuhkan.
Baca Juga: ITB mendapat protes, kerja paruh waktu bagi penerima beasiswa dianggap sebagai bentuk komersialisasi
Kemudian kantor WRAM akan mempublikasikan iklan perekrutan asisten. Siswa mendaftar dan mengisi formulir. Siswa yang menerima beasiswa UCT harus mendaftar lebih dari satu mata kuliah atau program studi.
Dalam email yang dikirimkan kepada mahasiswa, disebutkan syarat khusus untuk menjadi asisten dalam suatu mata kuliah atau praktik. Seperti mencapai nilai minimum untuk kursus asisten.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Humas ITB, Naomi Haswanto menjelaskan, beasiswa UCT merupakan salah satu sistem pendukung finansial unik yang dikembangkan kampus.
Bentuk sistem bantuan keuangan ITB kecuali Beasiswa UKT adalah sebagai berikut:
1. Hibah/hibah;