December 21, 2024
PMI Manufaktur Ekspansif Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri

PMI Manufaktur Ekspansif Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri

0 0
Read Time:2 Minute, 4 Second

JAKARTA – Industri manufaktur di Indonesia terus mengalami penguatan sejak awal tahun 2024. Salah satu perkembangan positif di sektor industri ini adalah adanya permintaan baru yang didorong dari pasar dalam negeri sehingga mendorong pertumbuhan produksi. Berdasarkan data S&P Global, indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia masih melanjutkan masa ekspansi pada Februari 2024 yakni sebesar 52,7. Angka PMI yang masih berada pada dimensi ekspansif merupakan cerminan dari pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia yang juga tumbuh positif.

Ketua Dewan Nasional (DPN) Asosiasi Seluruh Indonesia (APINDO) Bidang Ketenagakerjaan, Bob Azam menilai pencapaian PMI manufaktur Indonesia berada pada level terburuk selama 30 bulan berturut-turut. Menurutnya, pencapaian PMI manufaktur ini menandakan Indonesia sudah benar-benar keluar dari Pandemi Covid-19.

Selain itu, PMI manufaktur nasional yang berada pada fase ekspansi menjadi indikator kuat bahwa industri di Indonesia berada dalam kondisi industrialisasi yang berkelanjutan. “Pelaku industri sangat positif dengan hasil PMI manufaktur Indonesia yang sangat baik selama 30 bulan berturut-turut, yang juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Bob.

Lebih lanjut Bob menjelaskan, pencapaian positif tersebut patut dirayakan mengingat sektor industri nasional telah pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Kinerja PMI Indonesia pada Februari 2024 mampu melampaui PMI manufaktur berbagai negara maju lainnya, yakni Tiongkok (50,9), Jerman (42,3), Jepang (47,2), Inggris (47,1), dan Amerika Serikat (51,5). (49,5), Myanmar (46,7), Filipina (51,0), Taiwan (48,6), Thailand (45,3), dan Vietnam (50,4).

Bob juga menyampaikan, capaian cemerlang PMI manufaktur harus diikuti dengan langkah-langkah strategis pemerintah melalui berbagai program yang ditujukan untuk pengembangan industri. Dengan demikian, kebijakan yang diterapkan dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional.

“Industri tidak bekerja sendiri, tentu dipengaruhi oleh sektor lain seperti perdagangan dan keuangan. Dan yang paling penting adalah indikator-indikator yang digunakan. Oleh karena itu, PMI yang positif selama 30 bulan berturut-turut dalam kondisi ekspansi juga tidak diikuti dengan kerja sama. , di akhir pekerjaan” jelasnya.

Pentingnya kolaborasi lintas sektor

Bob juga menegaskan, faktor-faktor di sektor lain seperti pajak, pengangguran, lalu lintas barang, dan lain-lain menjadi salah satu faktor yang sangat meningkatkan pertumbuhan sektor riil di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus serius memberikan tindakan yang dapat menggairahkan sektor industri nasional.

“Kalau mau diproduksi, sebagian bahan baku impor sulit didapat, sehingga juga menghambat kreasi yang asli,” ujarnya.

Bob menekankan, prospek positif industri nasional yang tercermin dari angka PMI yang ekspansif perlu diwujudkan dalam kegiatan nyata. Menurut Bob, hal ini memerlukan dukungan lintas sektor untuk strategi yang efektif dan tepat sasaran.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link