Hati-hati, Usai Cetak Rekor Tertinggi Harga Emas Dunia Diprediksi Loyo

Read Time:2 Minute, 24 Second

harfam.co.id, Jakarta – Harga emas dunia hari ini menunjukkan tanda-tanda pembalikan signifikan. Setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa, harga emas global diperkirakan akan berbalik arah dan berada di bawah tekanan.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan ada tanda-tanda pembalikan yang mengindikasikan harga emas mungkin sudah mencapai titik tertinggi. Dengan begitu, harga emas dunia berpotensi turun.

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap perkiraan ini adalah rilis berita malam ini, khususnya data Inflasi/CPI (Indeks Harga Konsumen) AS. Kabar ini bisa berdampak besar pada nilai dolar Amerika Serikat (USD) yang sudah mencapai rekor terendah. Kenaikan nilai USD berpotensi menjadi pendorong turunnya harga emas.

“Pembalikan harga emas juga diprediksi sebagai reaksi terhadap situasi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil, dengan adanya konflik Euro-Rusia dan sorotan terhadap situasi perekonomian AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (12/ 12) menjelaskan. 3). /2024).

Meski potensi anjloknya harga emas dinilai hanya fenomena sementara atau jangka pendek, namun investor diimbau tetap waspada. Kondisi perekonomian secara keseluruhan belum membaik dan konflik geopolitik memberikan tekanan tambahan pada harga emas.

Dalam perkiraannya, Fischer mengatakan, tren pembalikan ini didukung dengan melihat pola candlestick, menunjukkan bahwa pasar emas (XAU/USD) mungkin menunggu rilis berita malam ini sebelum mengambil arah yang lebih jelas.

Harga emas sedikit naik pada perdagangan Senin, diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam sejarah setelah reli panjang pada minggu lalu.

Kenaikan harga emas global pada perdagangan hari ini terjadi di tengah penantian pelaku pasar terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS) yang memberikan kejelasan arah penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (12/3/2024), harga emas spot naik 0,2% menjadi USD 2,181.47 per ounce pada 15.38 ET, setelah mencapai rekor tertinggi USD 2,194.99 pada hari Jumat, karena data pasar tenaga kerja AS mendorong penurunan suku bunga.

Sementara itu, emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2,188.6 per ounce.

Data inflasi atau indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Februari akan dirilis Selasa ini. Jika data menunjukkan arah yang lebih baik dibandingkan bulan lalu, maka akan sedikit mengganggu pasar emas.

Analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan jika inflasi bagus, emas kemungkinan akan mencapai level tertinggi baru dalam waktu dekat.

Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa para pelaku pasar memperkirakan sekitar 70% peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni.

Suku bunga rendah membantu harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan tanpa imbal hasil.

Pembelian bank sentral juga mendukung harga emas.

Mencerminkan sentimen bullish, spekulan emas COMEX meningkatkan posisi net buy mereka sebanyak 63.018 kontrak menjadi 131.060 dalam pekan yang berakhir 5 Maret.

“Dengan spekulan besar yang meningkatkan net long exposure mereka pada tingkat mingguan tercepat dalam 3,5 tahun pada hari Selasa lalu, permintaan emas jelas ada dan pasar tidak akan kekurangan dalam jangka waktu lama karena para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga Fed,” kata analis senior City Index. . Matt Simpson.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Zinedine Zidane Diklaim Bakal Latih Manchester United, Gantikan Ten Hag?
Next post Setengah Portofolio Bill Gates Diinvestasikan pada Tiga Saham Dividen Ini