Elon Musk Bakal Buka Akses Grok, Publik Bisa Pakai Pesaing ChatGPT

Read Time:2 Minute, 37 Second

harfam.co.id, Jakarta – Elon Musk kembali menjadi sorotan dunia teknologi, kali ini X mengungkap ingin membuka akses source code bos Twitter Grok.

Grok sendiri merupakan chatbot yang dikembangkan oleh perusahaan kecerdasan buatan xAI milik Elon Musk dan diharapkan dapat menjadi pesaing berat ChatGPT.

Kabar tersebut muncul setelah Elon Musk menggugat OpenAI karena tidak lagi menjadi organisasi nirlaba open source.

“Membuka akses ke @xAI Grok minggu ini,” kata Elon Musk di akun media sosial X pribadinya, Selasa (3/12/2024).

Saat ini, Grok hanya mengenakan biaya $16 atau Rp247.000 per bulan untuk pengguna terdaftar platform media sosial X.

Dengan cara ini, pengguna atau pengembang akan dapat mengembangkan kode utama pesaing ChatGPT AI.

Tentu saja, hal ini dapat mempercepat inovasi AI karena semakin banyak orang yang dapat mengaksesnya.

Meskipun hal ini dapat membantu banyak orang, ada juga kekhawatiran bahwa Grok open source ini juga dapat digunakan oleh penjahat.

Sayangnya, Musk tidak merinci seperti apa akses publik terhadap kode inti Grok, seperti apa, atau apa dampaknya.

Ini bukan kali pertama perusahaan besutan Elon Musk membuka akses ilmunya. Sepuluh tahun lalu Tesla mempelopori pematenan teknologi listriknya.

Oleh karena itu, hampir semua produsen mobil besar kini menggunakan konektor pengisian kendaraan listrik Tesla.

Di sisi lain, Elon Musk dan media sosial X baru-baru ini digugat oleh mantan CEO Twitter dan beberapa eksekutif media sosial.

Melansir Wall Street Journal, pada Selasa, 3 Mei 2024, ia dan X digugat sebesar $128 juta atau sekitar Rp 2 triliun atas pesangon yang belum dibayar.

Mantan CEO Twitter Parag Agrawal, mantan CFO Ned Segal, mantan kepala bagian hukum Vijay Gadde dan mantan penasihat umum Sean Edgett termasuk di antara mereka yang menggugat Elon Musk dan X.

Gugatan tersebut bermula dari pengambilalihan perusahaan yang kacau balau oleh bos Tesla pada Oktober 2022.

Sebagai langkah awal akuisisinya, Elon Musk langsung memecat para eksekutif platform sosial Twitter.

Berdasarkan isi gugatannya, pimpinan SpaceX “sangat marah” kepada para eksekutif Twitter, yang menurutnya berperan besar dalam menunda akuisisi Twitter.

Gara-gara mereka, Elon Musk berkali-kali menolak membeli Twitter. Berdasarkan gugatan tersebut, Agrawal berhak atas uang pesangon sebesar $57,4 juta.

Sementara itu, mantan CFO media sosial Ned Segal menerima $44,5 juta, Gadde $20 juta, dan Edgett $6,8 juta, dengan total $128 juta.

Pernyataan itu mengutip halaman dari biografi Elon Musk karya Walter Isaacson.

Buku tersebut menjelaskan bahwa Elon buru-buru menyelesaikan kesepakatan sehari lebih awal untuk memecat para eksekutif Twitter.

“Untuk alasan yang mendahului kepemilikan opsi saham terakhir mereka,” tulis Walter dalam bukunya. Menurutnya, Elon mengklaim manuver hukum ini menghalanginya untuk mengeluarkan $200 juta.

“Musk gagal membayar paket pesangon kepada para eksekutif, memutuskan bahwa peraturan tersebut tidak berlaku baginya, dan menggunakan kekayaan dan kekuasaannya untuk menekan siapa pun yang tidak setuju dengannya,” demikian isi gugatan tersebut.

“Elon Musk memutuskan bahwa dia tidak ingin membayar pesangon kepada penggugat, hanya memecat mereka tanpa alasan, kemudian membuat klaim palsu dan menugaskan karyawan ke berbagai perusahaannya untuk menegakkan keputusan tersebut.”

Hingga berita ini diturunkan, X belum memberikan penjelasan atau tanggapan apa pun kepada pengadilan. Ini bukan pertama kalinya Elon Musk dan X terekspos.

Twitter sebelumnya mengajukan gugatan terpisah yang mengklaim bahwa mereka berhutang pesangon sebesar $500 juta kepada mantan karyawannya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post BYD YangWang U7 Punya Jarak Tempuh 800 Km, Siap Tantang Mercy EQS
Next post Jadi Tim Musafir, Rahmad Darmawan Berharap Tak Jadi Kendala untuk Barito Putera