harfam.co.id, Presiden Tangerang Joko Widodo (Jokowi) mengakui target pencapaian rasio minimal 37 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 merupakan target besar.
Tentu saja target kita 14 persen itu sangat ambisius, kata Jokowi usai rapat Dinas Kesehatan Nasional di ICE BSD, Tangerang, Banten pada Rabu, 24 April 2024.
Namun tujuan ini dimaksudkan untuk mendorong para pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam mengurangi beban gizi buruk, yaitu suatu kondisi gizi buruk yang tidak hanya menimbulkan masalah fisik pada anak, bahkan kebijaksanaannya.
Tapi kalau tidak seperti itu (14 persen), kita tidak akan bekerja keras untuk mencapainya, kata Jokowi.
Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kekurangannya sebesar 20 persen. Namun pada tahun 2013 jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 37,2 persen. Setelah dicoba dikurangi, jumlahnya terus berkurang. Pada tahun 2021, berkat kerja sama berbagai sektor, angka keruntuhan mencapai 24,4 persen. Akan terjadi penurunan lagi pada tahun 2022, dimana tingkat stabilitas mencapai 21,6 persen, menurut Survei Situasi Pangan Indonesia (SSGI). Dia pantas dipuji
Menurut Jokowi, penurunan angka dari 37 persen menjadi 21 persen merupakan lompatan besar yang patut diapresiasi.
“Dari 37 persen menjadi 21 persen, itu lompatan yang besar, ini pekerjaan yang sulit, bukan hal yang mudah,” lanjutnya.
Mengurangi stres memang tidak mudah. Dimana perlu menyatukan banyak sektor, kementerian, dan lembaga untuk mencapai tujuan tersebut.
Termasuk perencanaan, mempertemukan semua pihak yang ada. Mulai dari masalah air, perekonomian juga berdampak pada kesehatan lingkungan. Itu bukan hal yang mudah, kata Jokowi.
Pada tahun 2021 pemerintah menerbitkan Perpres 72 Tahun 2021 tentang Konsolidasi Pengurangan Penahanan. Berdasarkan keputusan presiden ini, Pusat Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) ditetapkan sebagai lembaga utama pengelolaan dan penyuluhan keluarga berencana.
Menurut Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, adanya perintah presiden ini telah membantu pemerintah daerah dalam mengurangi permasalahan tidak berkembangnya anak akibat kekurangan gizi.
“BKKBN bisa mengundang pertemuan dengan para pembantu kepala daerah untuk membahas langsung bagaimana cara cepat mengurangi masalah pengangguran di sisa periode, dan ini rencana yang bisa kita lakukan, agar kesenjangannya tidak terlalu panjang,” makanya . kita melakukannya bersama-sama,” katanya.
Hasto mengatakan, kebijakan pengurangan pengangguran terbukti mampu menurunkan jumlah pengangguran di Tanah Air yang awalnya mencapai 24,4 persen pada tahun 2021, menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.