Bencana yang Nyaris Musnahkan Umat Manusia Ungkap Sejarah Evolusi

Read Time:1 Minute, 27 Second

LONDON – Sebelum evolusi Homo sapiens, nenek moyang kita hampir punah. Bukti dari berbagai sumber mendukung teori ini, namun tanggal pastinya masih diperdebatkan.

Sebuah penelitian menyebutkan peristiwa ini terjadi 1,15 juta tahun yang lalu, sementara penelitian lain menyebutkan peristiwa ini terjadi 200.000 tahun kemudian.

Analisis ulang data menunjukkan angka yang lebih baru yaitu 900.000 pada tahun lalu. Penemuan ini mungkin bisa menjelaskan salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah evolusi manusia.

Genom suatu spesies dapat menyimpan bukti periode kritis ketika populasinya mengalami penurunan drastis. Perkawinan sedarah yang disebabkan oleh populasi kecil ini dapat meningkatkan risiko kepunahan dari generasi ke generasi, namun beberapa spesies telah mampu pulih.

Dalam kasus manusia, penghalang ini muncul pada nenek moyang kita, mungkin Homo erectus, jauh sebelum munculnya Homo sapiens. Jejak peristiwa ini masih dapat ditemukan pada genom manusia modern.

Ahli genetika dan paleontologi tidak sepakat mengenai waktu pastinya. Perbedaan perkiraan waktu inilah yang menjadi kendala dalam memahami penyebab peristiwa ini.

Sebuah studi baru mengklaim telah menyelesaikan perselisihan tersebut, memberikan bukti adanya migrasi manusia yang sebelumnya tidak teridentifikasi dalam prosesnya.

Studi baru ini menunjukkan bahwa 900.000 tahun lalu, populasi Homo erectus mengalami penurunan drastis. Sekelompok kecil dari populasi ini kemudian bermigrasi ke luar Afrika, membawa jejak genetik dari peristiwa hampir kepunahan tersebut.

Migrasi ini mungkin disebabkan oleh perubahan iklim atau faktor lainnya. Migrasi ini memungkinkan nenek moyang kita menemukan habitat baru dan menghindari kepunahan.

Penemuan ini mempunyai implikasi signifikan terhadap pemahaman kita tentang sejarah evolusi manusia. Hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita mengalami masa kritis yang hampir memusnahkan seluruh spesies.

Migrasi Besar yang terjadi setelahnya mungkin merupakan faktor kunci yang memungkinkan manusia berevolusi dan menjadi spesies dominan di Bumi.

Meskipun penelitian baru ini memberikan jawaban penting, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam
Next post Sambil Menangis, Tyas Mirasih Ungkap Kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina