Pulau Kuno Penuh dengan Mineral Berharga Ditemukan di Dasar Laut Atlantik

Read Time:2 Minute, 10 Second

SAO PAULO – Sebuah pulau raksasa kuno yang kini terkubur di dasar Samudera Atlantik diyakini mengandung cadangan besar unsur tanah jarang dan mineral berharga lainnya.

BACA JUGA – Hindari Eksploitasi Berlebihan, Pemerintah Kongo Lindungi Gunung Emas dengan Ketat

Disebut Rio Grande Rise (RGR), dataran tinggi kontinental yang terendam ini terbentuk sebagai punggung gunung berapi sekitar 40 juta tahun yang lalu dan dulunya merupakan daratan tropis yang luas dan subur.

Terletak sekitar 1.200 kilometer (745 mil) di lepas pantai Brasil, RGR mencakup sekitar 150.000 kilometer persegi (58.000 mil persegi) dasar laut pada kedalaman antara 700 dan 2.000 meter (2.300 hingga 6.560 kaki).

Gagasan bahwa punggung bukit itu dulunya adalah sebuah pulau pertama kali muncul pada tahun 2018 dan kini telah dikonfirmasi oleh analisis baru terhadap tanah yang digali di RGR bagian barat.

Para peneliti mengevaluasi sifat mineralogi, geokimia dan magnetik sedimen dan memverifikasi bahwa sampel tersebut sebagian besar terdiri dari tanah liat merah, sesuai dengan karakteristik “tanah merah” (terra roxa) yang ditemukan di banyak wilayah di negara bagian São Paulo. Di dalam tanah, para peneliti menemukan banyak mineral khas hasil erosi batuan vulkanik, antara lain magnetit teroksidasi, hematit, goetit, dan kaolinit.

Bersama-sama, temuan ini menunjukkan bahwa tanah liat terbentuk akibat pelapukan kimiawi yang intens dari batuan vulkanik di iklim panas dan lembab yang disertai aktivitas vulkanik.

Berdasarkan analisis tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa RGR terpapar unsur-unsur tersebut selama Eosen, yang berlangsung hingga sekitar 35 juta tahun yang lalu dan ditandai dengan kondisi tropis.

“Penelitian dan analisis kami memungkinkan kami untuk menentukan bahwa itu memang sebuah pulau,” jelas penulis studi tersebut, Luigi Jovane, dalam keterangannya seperti dilansir IFL Science, Minggu (17/3/2024).

“Secara geologis kami menemukan bahwa tanah liat tersebut terbentuk setelah aktivitas vulkanik terakhir yang terjadi 45 juta tahun yang lalu. Oleh karena itu, pembentukannya terjadi antara 30 hingga 40 juta tahun yang lalu. Dan itu pasti terbentuk karena kondisi tropis tersebut” tambahnya. .

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pulau yang tenggelam ini kaya akan mineral berharga seperti kobalt, litium, dan nikel, serta unsur tanah jarang yang sangat berharga seperti telurium. Bahan-bahan ini merupakan komponen kunci dari teknologi baru yang mendorong transisi menuju bahan bakar fosil, sehingga wajar jika terdapat minat yang besar untuk mengeksploitasi kekayaan alam RGR.

Terletak di perairan internasional, RGR saat ini diatur oleh Otoritas Dasar Laut Internasional. Meskipun demikian, pemerintah Brasil telah meminta agar landas kontinennya diperluas secara hukum hingga mencakup RGR.

Namun permintaan tersebut kemungkinan besar tidak akan disetujui karena Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) menetapkan bahwa suatu negara tidak boleh memiliki wilayah maritim lebih dari 200 mil laut di lepas pantainya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Pelatih Anyar RANS Nusantara FC Tak Gentar dengan Kekuatan Persib Bandung
Next post 5 Contoh Kata Sambutan Ketua KPPS Pemilu 2024