Bos Bulog Buka-Bukaan Penyebab Harga Beras Sulit Turun

Read Time:2 Minute, 11 Second

harfam.co.id Direktur Perum Bulog Jakarta, Bayu Krishnamurthy mengatakan, ada faktor yang membuat harga beras sulit turun. Salah satunya dipengaruhi oleh harga dasar produsen petani.

Ia mengatakan, biaya produksi petani meningkat dan hal ini juga berdampak pada harga gabah kering panen. Oleh karena itu, sederhananya hal itu juga mempengaruhi jumlah beras yang dijual di pasaran. “Perkiraan saya jelas bukan angka resmi, biaya produksi petani saat ini lebih tinggi, sekitar Rp 4.700/kg,” kata Bayu di BICARA BUMN, ‘berbicara tentang persediaan beras dan harga baru’ di media Kementerian. tengah. Oleh BUMN, Jakarta, Sekasa (19 Maret 2024).

Bayu mengatakan, harga gabah kering dipengaruhi oleh biaya tenaga kerja, penyiapan lahan, penanaman, dan panen. Berdasarkan perhitungan tersebut, ditambah faktor iklim juga mempengaruhi biaya produksi padi.

“Faktor penentu harga gabah menyumbang sekitar 50% biaya tenaga kerja, disusul sewa lahan, pupuk, dan benih,” jelasnya. Harga beras tetap stabil

Tujuan mereka adalah agar harga gabah kering stabil di masa depan. Namun jumlahnya tidak akan kembali seperti sebelum terjadi peningkatan. Meski begitu, angka pastinya masih ditunggu oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS) atau Badan Pusat Statistik (BPS).

Kalau harga gabah naik, harga beras tidak akan turun seperti sebelum perubahan ini,” ujarnya.

“Saya belum tahu berapa tarifnya, nanti terserah BAPANA atau BPS. Saya berharap harga beras tidak turun seperti dulu,” pungkas Bayu.

Sebelumnya, Direktur Perum Bulog Bayu Krishnamurthy mengungkapkan, rumah tangga memiliki cadangan beras yang cukup. Keyakinan mereka adalah jika ada tempat penyimpanan, masyarakat akan memiliki lebih banyak makanan.

Bayu menjelaskan, jumlah tersebut dibandingkan dengan besarnya persediaan beras yang dikuasai Bulog. Ia memperkirakan 50% stok beras dimiliki oleh rumah tangga.

“(Stok beras) rumah tangganya banyak sekali. Tiap rumah tangga kecil tapi kalau dijumlahkan jumlahnya banyak sekali,” kata Bayu dalam BICARA BUMN bertajuk ‘Bicara Stok dan Harga Beras Terkini’ di media center Kementerian. BUMN, Jakarta, Senin (18 Maret 2024).

Faktanya, lebih dari 50% cadangan beras diyakini milik rumah tangga, termasuk keluarga petani, lanjutnya.

Ia mengaku masih menunggu penelitian data yang dilakukan Badan Pangan Nasional (BAPANAS) mengenai sebaran cadangan beras nasional. Bayu memperkirakan banyak petani yang mulai berpikir untuk menyimpan sementara produksi padinya.

“Saya dengar semoga Bapanas mempublikasikan hasil penelitiannya tentang cadangan dan diduga cadangan nasional terbesar ada di rumah tangga,” ujarnya.

Bayu mengatakan, selain rumah, banyak tempat usaha yang juga memiliki cadangan beras. Kategori ini tidak hanya terbatas pada pelaku bisnis yang mempunyai selera tinggi saja, tetapi juga pelaku usaha seperti restoran, hotel, dan lembaga pemasyarakatan. Selain itu juga terdapat pedagang besar dan pedagang kecil seperti pasar grosir beras Sipinong.

“Sekarang pemerintah (baru) punya persediaan, saat ini persediaan Bulag sekitar satu juta ton,” tutup Bayu. Bulag terus berusaha meningkatkan persediaan dari aktivitas pembelian dalam dan luar negeri.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Ukraina, Georgia, dan Polandia Lolos, Berikut Daftar Lengkap Pembagian Grup Euro 2024
Next post HP China Ini Menerapkan Standar Baru yang Lebih Tinggi untuk Pasar Indonesia