Bos Chandra Asri Beli 968 Ribu Saham TPIA

Read Time:4 Minute, 59 Second

harfam.co.id, Jakarta – Direktur Utama PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), Erwin Ciputra, secara bertahap akan menambah kepemilikannya di TPIA pada Januari 2024.

Berdasarkan informasi keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tercatat pada Minggu (28/1/2024), CEO Chandra Asri Pacific Erwin Ciputra membeli delapan kali saham TPIA melalui penjualan 968.600 saham TPIA. Harga pembelian saham tersebut sebesar Rp 3,85 miliar.

Erwin membeli saham TPIA di harga Rp 3.520 – Rp 4.480 per saham. Pasca pembelian saham tersebut, Erwin memiliki 139.099.372 saham TPIA atau setara 0,16 persen.

Erwin menulis:

Berikut detail pembelian saham TPIA:

1. Membeli 68.600 lembar saham TPIA dengan harga Rp 3.520 per saham pada 18 Januari 2024.

2. Membeli 100.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 3.530 per saham pada 18 Januari 2024.

3. Membeli 100.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 3.540 per saham pada 18 Januari 2024.

4. Membeli 100.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 3.550 per saham pada 18 Januari 2024.

5. Membeli 200.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 4.350 per saham pada 23 Januari 2024.

6. Membeli 200.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 4.400 per saham pada 23 Januari 2024.

7. Membeli 100.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 4.460 per saham pada 23 Januari 2024.

8. Membeli 100.000 lembar saham TPIA dengan harga Rp 4.480 per saham pada 23 Januari 2024.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat 26 Januari 2024, saham TPIA turun 2,26 persen ke Rp 5.400 per saham. Saham TPIA dibuka melemah 175 poin pada Rp 5.350 per saham. Saham TPIA sempat tertinggi Rp 5.425 dan terendah Rp 4.420 per saham. Jumlah transaksi sebanyak 19.568 kali dengan volume perdagangan 1.474.271 lembar saham. Nilai transaksi Rp 747,4 miliar.

Sebelumnya diberitakan, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berganti nama perusahaan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Perubahan tersebut resmi disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 3 Januari 2024.

Apalagi, perubahan nama ini juga mendapat persetujuan pemilik dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 Desember 2023. Perubahan nama dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah bisnis yang berbeda.

Chandra Asri Pacific tidak lagi fokus pada sektor petrokimia, namun melebarkan sayap bisnisnya ke sektor kimia dan konstruksi. Selain itu, perubahan nama ini juga memperkuat reputasi Perseroan sebagai mitra pertumbuhan (#YourGrowthPartner) yang berperan sebagai tulang punggung sektor teknologi tanah air.

“Perubahan nama perseroan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk dilakukan seiring dengan aktivitas perseroan yang melakukan diversifikasi usaha demi kepentingan seluruh pemangku kepentingan. Nama baru tersebut juga mendukung visi perseroan untuk menjadi perusahaan farmasi dan konstruksi terkemuka di dunia. di Indonesia,” kata Direktur Sumber Daya Manusia dan Korporasi Chandra Asri Group Suryandi dalam keterbukaan informasi bursa, Jumat (5/1/2024).

Chandra Asri Group saat ini sedang melakukan restrukturisasi berbagai bisnisnya untuk memperkuat operasional Perusahaan. Pada awal tahun 2023, perseroan mengakuisisi PT Krakatau Chandra Energi yang dulu bernama PT Krakatau Daya Electric dan PT Krakatau Tirta Industri di bidang konstruksi melalui PT Chandra Daya Investasi (CDI).

Berikutnya, Chandra Asri Group akan membangun pabrik chlor-alkali and ethylene dichloride (CAA-EDC) melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Alkali untuk memperluas sektor kimia. Chandra Asri Group melanjutkan komitmennya untuk membangun kompleks petrokimia terbesar kedua di dunia (CAP2) untuk membantu Indonesia mengurangi beban impor.

Sebelumnya diberitakan, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berganti nama perusahaan menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk. Rencana tersebut telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 29 Desember 2023.

Menyetujui perubahan nama perseroan dari PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk atau nama lain yang disetujui oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta perubahan nama Perseroan .dalam seluruh izin dan dokumen perseroan lainnya,” mengutip hasil RUPSLB dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (3/1/2024).

Perubahan nama perseroan tampaknya sejalan dengan strategi transformasi bisnis yang dijalankan saat ini. Sebelumnya perseroan menerima dana sebesar USD 194 juta dari Electric Generating Public Company Limited atau EGCO Group (EGCO), produsen listrik independen di Thailand.

Setelah selesainya transaksi ini, EGCO akan memiliki 30 persen saham di anak perusahaan Chandra Asri Group, PT Chandra Daya Investasi (CDI), yang didedikasikan untuk solusi.

Sementara Chandra Asri Group akan tetap memegang saham mayoritas sebesar 70% di CDI. Seluruh dana yang terkumpul akan digunakan untuk mengembangkan bisnis infrastruktur Chandra Asri Group dan EGCO yang meliputi energi, air, dan pelabuhan.

Selain perubahan nama, RUPSLB perseroan juga menyetujui pengunduran diri Nattapong Tumsaroj selaku Direktur perseroan yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2024. Juga menyetujui pengangkatan Anawat Chansaksoong sebagai Direktur baru perseroan untuk melanjutkan sisa masa jabatan. Kantor Nattapong Tumsaroj mulai tanggal 1 Januari 2024 sampai dengan penutupan RUPST perseroan yang akan dilaksanakan pada tahun 2024.

Seperti disebutkan sebelumnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berharap mampu meraih kinerja baik di tahun 2024. Hal ini seiring dengan tingginya permintaan produk petrokimia di Indonesia.

Head of Human Resources and Corporate Affairs Chandra Asri Pacific Suryandi mengatakan Indonesia saat ini masih memiliki reputasi yang baik dalam mengekspor petrokimia dan sekitar 50%-55% dari seluruh kebutuhan petrokimia di dunia.

Oleh karena itu, potensi pertumbuhan penjualan Chandra Asri pada tahun ini masih terbuka mengingat perseroan bisa fokus memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Kami mengoptimalkan produksi energi Chandra Asri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dengan energi yang tersedia, kami bisa mencapai angka penjualan seperti tahun lalu,” kata Suryandi saat dihubungi, Rabu (10/1/2024).

Lanjutnya, manajemen TPIA terus memantau kinerja perusahaan. Pasalnya bisnis petrokimia tidak lepas dari apa yang terjadi di pasar internasional.

Misalnya, tren seperti konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang sedang berlangsung dapat berdampak pada pergerakan harga minyak di seluruh dunia sehingga mempengaruhi kinerja industri minyak.

Pembelian dan permintaan industri petrokimia juga dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian Tiongkok yang masih belum diketahui.

“Terlepas dari kondisi pasar, kami berkomitmen untuk mencapai semua tujuan industri bisnis,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Berhasil Jadi Komedian Terkenal, Ini dia Potret Rumah Dustin Tiffani dengan Bentuk Ruangan Mengerucut
Next post Kiesha Alvaro Bakal Lebih Banyak Menjalani Ramadan Bareng Pasha Ungu: Tahun Ini Bagian Ayah