Alih-Alih Insentif 5G, XL Axiata Minta Pemerintah Pangkas BHP Frekuensi

Read Time:2 Minute, 3 Second

harfam.co.id, Jakarta – Operator seluler menunggu keputusan pemerintah mengenai besaran biaya penggunaan radio (BHP) atau disebut juga biaya regulasi untuk menyiapkan spektrum baru yang akan digunakan untuk menyediakan layanan 5G.

Operator ATSI, termasuk Indosat Ooredoo Hutchison dan XL Axiata, semuanya setuju untuk menerapkan pengurangan biaya. Pasalnya, frekuensi BHP meningkatkan usaha para pengusaha karena harganya yang sangat tinggi.

Chief Affairs Officer XL Axiata, Marwan O. Baasir mengatakan, alih-alih memberikan insentif, perusahaan justru ingin pemerintah menurunkan besaran biaya regulasi.

“Kami ingin biaya regulasinya turun, saat ini rata-rata biaya regulasinya 12 persen, kalau XL sudah di 14 persen. Kalau melihat GSMA World Forum, industri (telekomunikasi) akan sangat sehat jika biaya regulasinya di bawah 5 persen. , moderat 5-10 persen, dan bobotnya di atas 10 persen,” kata Marwan saat ditemui media di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Marwan, dengan tarif saat ini yang melebihi 12 persen (pendapatan operator), operator kesulitan berinvestasi pada jaringan baru, termasuk 5G.

“Jadi pemerintah mau gimana (sebutkan besaran legal fee-nya), mungkin 5-10 persen, alhamdulillah kalau pemerintah mau hentikan latihan lagi, berarti ada tanggung jawab baru, dan itu sama saja. berharap pemerintah memotong regulasinya,” kata Marwan.

Perusahaan telekomunikasi itu sendiri menaruh harapan dan telah mengirimkan surat kepada presiden meminta pengurangan biaya hukum sebesar 20 persen mulai hari ini.

Sekadar informasi, ATSI telah mengirimkan surat permintaan kepada Presiden RI pada 4 September lalu, namun hingga saat ini pemerintah belum menerima keputusan terkait permintaan tersebut.

“Masih dibicarakan di Kemenkeu, sampai saat ini belum sampai. Pasti saya tanya lagi, tulis lagi karena tujuh bulan sudah lewat, waktunya tidak lama lagi. Ini sudah berakhir,” kata Gubernur.

Terkait insentif yang diberikan pemerintah, Marwan mengatakan, dalam pertemuan dengan Kementerian Keuangan sekitar enam pekan lalu, para pengusaha menyampaikan membawa barang yang sama dengan yang diinginkan operator dalam hal biaya hukum.

Namun menurut keterangannya, pemerintah ingin memberikan dua opsi terkait insentif. Pertama terkait pembayaran awal atau biaya awal pencarian spektrum, dan pemerintah ingin operator mempunyai tanggung jawab lebih untuk membangunnya di seksi 3T.

“Sebenarnya kami masih menunggu beban ini dikurangi berapa. Kalau ada pengurangan (BHP), tapi ada tanggung jawab baru, kami pasien masuk ruang perawatan,” kata Marwan menjelaskan. lingkungan bisnis saat ini.

Infrastruktur di wilayah non-3T sebelumnya sudah dilaksanakan. Beberapa waktu lalu, pemerintah meminta pembangun membangun 3.543 bidang tanah.

“Kalau pembangunan ini ditambah pasti ada hal-hal baru lainnya, tapi bagaimana dengan penduduk lama (3.543 desa), katanya itu permintaan dari Dewan Daerah, tapi kalau terus diperluas, pembangunan asuransi tidak bisa selesai, ” dia berkata.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Duel Xiaomi dan Huawei Memanas di Ranah Mobil Listrik
Next post Ngabuburit Seru dengan 7 Game MOBA Ini: Teman Menunggu Buka Puasa!