Anak Obesitas Lebih Berisiko Kena Multiple Sclerosis Ketika Dewasa

Read Time:1 Minute, 40 Second

harfam.co.id, JAKARTA – Obesitas pada anak dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatannya di kemudian hari. Salah satu dampak negatif obesitas pada masa kanak-kanak adalah peningkatan risiko multiple sclerosis di masa dewasa.

Anak-anak yang mengalami obesitas dua kali lebih mungkin didiagnosis menderita obesitas dibandingkan orang dewasa, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Swedia. Kesimpulan ini muncul setelah tim peneliti di Karolinska Institute menganalisis data dari Swedish Childhood Obesity Treatment Registry.

Dalam studi tersebut, tim peneliti menganalisis data lebih dari 21.600 anak obesitas berusia 2 hingga 19 tahun yang terdaftar di Swedish Pediatric Obesity Registry antara tahun 1995 dan 2020. Tim peneliti kemudian membandingkan analisis ini dan data dari sekitar 100.000 anak non-obesitas.

Tim peneliti memantau semua anak dalam penelitian ini selama rata-rata sekitar enam tahun. Selama ini, 28 anak yang mengalami obesitas, atau sekitar 0,13 persen anak yang mengalami obesitas, didiagnosis mengidap multiple sclerosis. Selain itu, terdapat 58 anak non-obesitas, atau sekitar 0,06 persen anak obesitas, yang didiagnosis menderita multiple sclerosis pada periode yang sama.

Berdasarkan data tersebut, analisis statistik menunjukkan bahwa anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk didiagnosis menderita multiple sclerosis. Risiko ini tampaknya dua kali lipat dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami obesitas.

Tim peneliti yaitu Associate Professor Emilia Hagman dan Professor Claude Marcus memperkirakan bahwa obesitas dapat mempengaruhi risiko multiple sclerosis, karena obesitas dapat menyebabkan peradangan pada tingkat yang rendah tetapi penyebab yang persisten atau jangka panjang. Peningkatan peradangan jangka panjang ini lebih mungkin mempengaruhi risiko multiple sclerosis pada anak-anak yang mengalami obesitas.

“Peradangan kronis tingkat rendah juga diduga meningkatkan risiko beberapa penyakit lain, termasuk asma, radang sendi, diabetes tipe 1, dan beberapa jenis kanker,” lanjut Hagman dan Marcus, seperti dilansir Independent, Minggu (7/4/ 2024).

Di sisi lain, tim peneliti menyarankan peningkatan peradangan ini bisa diatasi dengan mengurangi berat badan. Saat orang yang mengalami obesitas mengalami penurunan berat badan, tubuhnya juga mengalami peradangan. Pengurangan peradangan ini kemungkinan besar akan mengurangi risiko penyakit-penyakit ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Indonesia Usung Misi Bawa Air jadi Sumber Pertumbuhan di WWF 2024 Bali
Next post Rachel Vennya Akhirnya Dapat Refund Penuh dari Pihak Villa Mewah di Bali