November 9, 2024
Catat, 3 Hal yang Harus Dihindari Saat Menyiapkan Bekal Makanan Anak

Catat, 3 Hal yang Harus Dihindari Saat Menyiapkan Bekal Makanan Anak

0 0
Read Time:3 Minute, 12 Second

harfam.co.id, Jakarta – Memberikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang untuk anak merupakan salah satu cara terbaik untuk menjamin gizi yang optimal. Memberikan pola makan yang seimbang membantu anak fokus belajar, meningkatkan energi dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Sayangnya, tidak semua orang tua mengetahui apa itu makanan sehat untuk anaknya. Nah, ahli gizi Rita Ramoulis menjelaskan apa yang harus dihindari saat membuatkan bekal sekolah untuk anak Anda.

1. Makanan kaya gula

Rita mengingatkan para ayah atau ibu untuk menghindari bekal sekolah yang manis-manis. Contoh makanan tinggi gula adalah makanan yang mengandung karbohidrat sederhana, seperti roti, sereal, kue, atau makanan lain yang banyak mengandung tepung. Selain itu, gula juga bisa berasal dari kombinasi minuman yang biasa disajikan bersama makanan.

Terkadang ada yang lain, antara lain lauk nasi dan minuman coklat dengan kandungan gula tinggi atau teh manis dengan kandungan gula tinggi, kata Rita dalam laporan kesehatan Kementerian Kesehatan RI yang ditulis Selasa (27/2024). ).

Rita menjelaskan, minuman kemasan tersebut terkadang tidak memiliki nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang anak dan hanya mengandung gula.

Makanan dan minuman yang mengandung gula dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan energi yang tidak stabil pada anak.

Proposal:

Sebaiknya anak mendapatkan gula yang dibutuhkannya dari sumber alami seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Faktor penting dalam menyiapkan makanan anak adalah memperhatikan kandungan garam. Asupan garam berlebihan pada anak meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan penyakit kronis lainnya di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memilih dan mengolah makanan dengan bijak serta menghindari makanan tinggi garam saat menyiapkan makanan untuk anaknya.

Contoh makanan sederhana yang banyak mengandung garam adalah mie instan.

“Kami tidak menyarankan mie instan. Pertama, mie terlalu banyak garam. Terlalu banyak natrium, tapi sedikit serat, sedikit vitamin dan mineral,” jelas Rita.

Belakangan, Rita kerap melihat orang tua menyiapkan mie instan dan nasi untuk anaknya. Banyak mengandung garam dan karbohidrat sehingga membuat anak tertidur di sekolah.

“Mie itu tinggi karbohidrat, karbohidratnya sama dengan nasi. Kalau ini makanan, saya khawatir putra-putri Anda akan memakannya dan menjadi sangat mengantuk. Mereka tidak akan bisa membaca karena sudah mengantuk. Rita menambahkan.

Selain itu, penting untuk menghindari makanan berlemak dalam makanan anak.

Lemak merupakan makronutrien yang sangat penting bagi tubuh, namun konsumsi berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak.

Terlalu banyak lemak dapat menyebabkan obesitas, meningkatkan risiko penyakit jantung, serta mengganggu perkembangan otak dan saraf.

“Hal paling umum yang saya temukan yang seharusnya tidak seperti itu adalah sosis panggang pertama.” “Sosis merupakan salah satu olahan daging yang membutuhkan proses yang sangat lama sehingga memang merupakan sumber protein, namun kandungan lemaknya sangat tinggi dan lemaknya juga mudah berpindah sehingga tidak baik untuk dijadikan makanan bekal,” jelas Rita.

Selain komposisi lemak dalam makanannya, ibu juga harus memperhatikan cara pengolahan yang meningkatkan komposisi lemak. Salah satunya adalah makanan yang diolah dengan cara digoreng.

Proposal:

Rita berpesan untuk mengubah cara pengolahan makanan agar terhindar dari segala macam penyakit yang disebabkan oleh minyak atau lemak.

Jika anak enggan membawakan makanan sehat disertai pola makan seimbang, Rita menyarankan agar si kecil mengetahuinya.

Ibu dapat mendiskusikan hal ini dengan anak, mendidik anak tentang pilihan makanan sehat. Jangan memaksakan apapun pada anak, usahakan agar hasil diskusi bisa disepakati oleh ibu dan anak. Karena itu, mereka mendapat rasa tanggung jawab untuk menghabiskan makanan yang telah mereka sepakati sebelumnya.

“Tapi kalau anak itu masih prasekolah, misalnya, dia pasti belum bisa berkomunikasi dengan mereka.” Selain itu, menjadi tanggung jawab kita juga untuk menyediakan berbagai perbekalan pangan yang tidak sama dari hari ke hari. Rita menjelaskan.

Ibu bisa melakukannya dengan menambahkan makanan kesukaan bayi pada bekal bekalnya, namun kita juga bisa menambahkan makanan yang sudah dikenalkan pada bayi. Hal ini bertujuan agar anak dapat mencoba rasa baru saat masih berada dalam zona nyaman balitanya.

Ibu dapat berkomunikasi dengan pihak sekolah atau guru untuk menjelaskan dan menanamkan pada anak pengertian makanan sehat, sehingga seluruh lingkungan anak mendukung pemberian makanan sehat pada anak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link