December 9, 2024
Cegah Anak Jadi Pelaku atau Korban Bullying, Orangtua Harus Bangun Lingkungan Keluarga Ramah Anak

Cegah Anak Jadi Pelaku atau Korban Bullying, Orangtua Harus Bangun Lingkungan Keluarga Ramah Anak

0 0
Read Time:2 Minute, 3 Second

harfam.co.id, Jakarta – Untuk mencegah anak menjadi korban tindak pidana atau penganiayaan, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghimbau para orang tua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang ramah anak. Dengan cara ini, anak bisa tumbuh dengan nilai persahabatan.

“Orang tua hendaknya menciptakan lingkungan keluarga ramah anak agar anak tumbuh dengan nilai persahabatan dan memperlakukan orang lain seperti keluarga sendiri,” kata Anggota KPAI Aris Adi Lexono saat dihubungi di Jakarta, Rabu, dilansir Antara.

Hal itu diungkapkannya menanggapi kejadian yang salah satu pelakunya diduga adalah anak dari bocah ternama yang melakukan perundungan terhadap siswa di sekolah internasional di Bunton Selatan, Tangerang.

Selain itu, keluarga juga harus menjadi teladan bagi anak untuk mengembangkan harga diri, kata Aris.

“Penerapan komunikasi yang terfokus, menghargai permasalahan perilaku anak, sehingga deteksi dini perilaku menyimpang anak,” kata Aris Adi Lexono.

KPAI juga mendorong keluarga untuk memantau interaksi anak-anaknya, termasuk media sosial dan interaksi sosial lainnya, agar dapat mengarahkannya ke arah yang positif.

Seperti yang dikatakan Aris, Pl. Ibu Rini Khandani, Deputi Pejabat Khusus Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengatakan pola asuh positif dan komunikasi terbuka dengan anak menjadi landasan terbukanya anak terhadap perilaku negatif.

“Keluarga berperan penting dalam memantau perilaku, tumbuh kembang anak, deteksi dini terhadap perilaku berisiko dan pencegahan terjadinya situasi serupa di lingkungan terdekat dan masyarakat anak,” kata Rini Khandyani.

Sebelumnya, kasus perundungan terhadap siswa kelas 11 di sebuah sekolah menengah internasional di Tangerang Selatan beredar di media sosial.

Kekerasan tersebut disebut-sebut dilakukan oleh sekelompok siswa Kelas 12.

Di tempat lain, psikolog klinis Annisa Megha Radyani, M.Psy., menghimbau para guru untuk lebih memperhatikan situasi di sekolah yang menampilkan perilaku tersebut.

“Guru harus cukup mengetahui kondisi kelasnya jika ada kemungkinan terjadinya kekerasan terhadap anak,” kata Anisa di Jakarta, Selasa, dilansir Antara.

Seharusnya ada tanda-tanda perundungan di lingkungan kelas atau sekolah, ujarnya. Karena perilaku kasar tidak hanya terjadi satu kali saja, melainkan berulang-ulang.

Anisa berpendapat, lingkungan sekolah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan mental anak, karena anak sering berinteraksi dengan guru dan teman sebayanya di usia sekolah.

“Jadi penting bagi sekolah untuk fokus menanamkan dan mencontohkan apa itu nilai-nilai pribadi, karena anak-anak zaman sekarang bisa mendapatkan banyak informasi dari mana saja.”

Peran sekolah sangat penting dalam mendidik siswa tentang perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima sejak usia dini.

“Langkah-langkah preventif, jika (pelanggaran) ini terdeteksi atau dilakukan, mereka harus tahu apa akibatnya,” kata Annisa.

Sekolah dapat berperan dalam mendorong siswa mengembangkan rasa percaya diri melalui prestasi di berbagai bidang.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D
Share via
Copy link