Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai, Orang Tua Wajib Tahu

Read Time:2 Minute, 1 Second

Surabaya – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang serius di Indonesia. Orang tua harus mewaspadai DBD jika anaknya menunjukkan gejala. Kurangnya pengetahuan tentang gejala DBD pada anak seringkali menyebabkan tertundanya pengobatan.

Pakar kesehatan UM Surabaya Zina Noor Jalila menjelaskan, DBD sendiri terbagi menjadi tiga jenis yakni demam berdarah, demam berdarah dengue, dan sindrom syok dengue.

“Dalam beberapa kasus, gejala demam berdarah pada anak diartikan sebagai gejala flu biasa atau infeksi bakteri jenis lain,” jelas dosen spesialis anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) itu.

Menurut Gina, beberapa gejalanya antara lain demam, mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot dan badan, bintik merah pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening selama 3 hingga 3 hari setelah gigitan nyamuk.

Demam berdarah dengue (DBD) lebih parah menyerang tubuh anak akibat kebocoran plasma darah, gejala seperti bengkak, kram, perut membesar, dan pendarahan spontan di banyak bagian tubuh. Gina

Gina menjelaskan, gejala demam berdarah parah ini disebabkan karena keterlambatan pengobatan dan daya tahan tubuh anak yang kurang kuat sehingga anak yang mengalami obesitas juga ikut dirawat. Gejala pada anak biasanya dimulai dalam 24 hingga 48 jam atau hari ke 4 hingga 5 setelah demam.

Penurunan suhu tubuh akan menimbulkan banyak gejala seperti sakit perut atau sakit perut karena stres, hipotermia karena demam, tangan dan kaki dingin dan pucat, muntah darah atau gumpalan darah, pendarahan, pendarahan. Asam urat yang tidak diketahui penyebabnya, jelasnya, “trombosit dalam darah menurun, fungsi organ dahak hancur.”

Gina juga menegaskan, jika anak berada pada tahap ini, ia akan merasa lelah, gelisah, mudah tersinggung, dan mudah marah. Kebocoran plasma akan terdeteksi selama pengujian

Lebih lanjut Gina menjelaskan, bentuk demam berdarah pada anak yang paling parah adalah dengue shock syndrome karena merupakan bentuk demam berdarah yang paling mematikan. Gejalanya berupa pendarahan yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak berhenti di area tubuh mana pun, termasuk selangkangan, hidung, mulut, dan tinja; Tekanan darah turun terlalu banyak, denyut nadi melemah; kebocoran di pembuluh darah; Produksi air dalam jumlah kecil sangat berkurang atau tidak ada; Ada kegagalan organ dalam; sampai jumlah trombosit turun di bawah 100.000 per milimeter kubik.

Gejala demam berdarah jenis ini bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. “DBD sendiri sudah banyak memakan korban jiwa dan sebagian besar yang meninggal adalah anak-anak,” ujarnya.

Gina menyarankan para orang tua untuk lebih mewaspadai dan memperkuat daya tahan tubuh anak dengan memenuhi kebutuhan cairan anak, serta mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin serta mewaspadai gejala demam berdarah pada anak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Park Shin Hye Ungkap Alasan Doctor Slump Jadi Drakor Comeback Usai Melahirkan
Next post Dokter Ingatkan Perokok Berisiko Tinggi Terinfeksi Tuberkulosis