Ini Kelebihan Jok Bahan Fabric Dibanding Kulit Sintetis

Read Time:2 Minute, 5 Second

harfam.co.id, Jakarta – Pandemi Covid-19 mengubah bisnis Java Seat, yaitu bursa mobil di Bekasi, Jawa Barat. Mereka kini dikenal sebagai spesialis kain atau kain pelapis.

Stefano Ardino, pemilik Java Seat, mengatakan bisnis kursinya sudah beroperasi sejak tahun 2004. Namun, baru pada masa pandemi bisnisnya fokus pada perbaikan jok berbahan kain.

“Saya sebenarnya mulai bermain-main dengan kain ini karena bosan dengan kulit sintetis dan ingin sesuatu yang berbeda. Karena ketika semua orang berada di bisnis yang sama, pada akhirnya yang ada hanyalah persaingan harga saja,” jelas Stefan saat dihubungi. harfam.co.id baru-baru ini. di Grand Galaxy City, Bekasi, Jawa Barat.

Memanfaatkan media sosial melalui media sosial, upaya Java Seat mendapat respon positif. Daur ulang kain jok juga kebanjiran pesanan dari seluruh Indonesia.

“Peminat di era Covid ini banyak. Ketertarikan paling banyak disebabkan oleh masyarakat yang menggunakan mobil tua. Salah satunya pemilik Suzuki Katana karena kami punya informasi OEM,” kata Stefan.

Dibandingkan dengan kulit sintetis, pelapis sofa berbahan kain memiliki banyak keunggulan.

“Kain ini breathable, jadi lebih sejuk. Kalau mobil diparkir di luar dan panas, kita duduk-duduk, lama-lama tidak panas. Beda dengan kulit sintetis yang bisa untuk menghangatkan kulit, “ucap seseorang berkacamata.

“Dari segi motif, kain ini sudah stabil. Jadi tidak perlu menambah jahitan yang banyak potongan atau pelintiran yang merusak produk,” imbuhnya.

Dari segi pengerjaan, bahan jok membutuhkan ketelitian lebih dibandingkan kulit sintetis. Khusus untuk dokumen yang bergambar.

“Dari segi produksi memang agak sulit dalam pengerjaan pola jok. Misalnya untuk membuat pola dengan motif kotak-kotak tidak bisa asal-asalan. Harus ada keserasian dan kejelasannya, atau garis-garis sebagai garis-garisnya. ., jadi tingkat kesulitannya dibandingkan dengan tingkat pemangkasan kulitnya, “jelasnya

“Tapi kalau jahit dan pasnya lebih mudah presisinya karena tidak sekasar kulit dan bahannya tidak seberat kulit,” imbuhnya.

Terkait material yang ditawarkan, Stefan membenarkan sebagian material merupakan produksi lokal. Namun masih ada produk dari Thailand dan Malaysia.

Data ini juga dijamin akan bertahan selama 5-6 tahun, tergantung penggunaannya.

“Kalau pemakaiannya benar, tidak dihisap abu, tidak dimakan di dalam mobil, tidak tumpah cairan atau disentuh dengan benda tajam, bisa bertahan hingga 5 tahun,” jelasnya.

Soal harga, mobil merek LCGC dibanderol mulai dari Rp 2,5 jutaan. Tapi ini tentang masa Covid. Java Seat saat ini dibanderol mulai Rp 3,5 juta untuk model LCGC.

“Kalau seperti BMW E36 yang berkali-kali datang ke kita, jok dan panel pintunya harganya Rp 4,5 juta. Setelah Covid, semuanya jadi lebih mahal, tidak hanya kainnya, tapi juga busa, lem, logam, dll.,- Stefan berkata di akhir.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Bantu Korban Banjir Semarang, VICI Donasi 500 Liter Pembersih
Next post Soundcore Luncurkan Aerofit Pro dan Soundcore P40i: Inovasi Audio untuk Gaya Hidup Modern