Integrasi Penanganan TBC dan Stunting Penting untuk Pengobatan Anak

Read Time:1 Minute, 39 Second

Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya menggabungkan pengobatan TB (TBC) dengan intervensi pada anak. Tujuannya adalah untuk mendeteksi dan mengobati TBC pada anak secepat dan seefisien mungkin.

Imran Pambudi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, menjelaskan gejala TBC pada anak tidak hanya batuk saja. Gejala lain yang harus diwaspadai adalah penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, kelelahan, peningkatan lemak leher.

Gejala TBC pada anak bukan batuk, iya perlu saya tekankan bukan batuk, tapi sering turun berat badan, tidak mau makan, mudah lelah, lalu terjadi penumpukan lemak di leher. Imran berbicara pada konferensi pers. Hari Gempa.

Peningkatan kasus TBC pada anak usia 2,5 tahun dari 42.187 pada tahun 2021 menjadi 132.528 pada tahun 2023 disebabkan oleh infeksi ganda. Faktor risiko seperti merokok, penyakit lain yang menurunkan sistem kekebalan tubuh dan pola makan yang buruk.

Upaya deteksi TBC pada anak telah diperluas melalui integrasi dengan Program Skrining. Tes posyandu merupakan salah satu cara untuk mengetahui anak yang mungkin mengidap TBC.

“Jadi pada saat penimbangan di posyandu, jika ada anak yang dinilai berat badannya tidak mencapai berat yang diharapkan, kami atau petugas kesehatan akan memeriksa alasannya, karena mungkin bukan hanya masalah makanan saja,” ujarnya.

Selain itu, studi komunikasi juga dilakukan untuk mempelajari anak-anak yang tinggal serumah dengan bayi baru lahir.

Erlina Burhan, Ketua Koalisi Indonesia untuk Pengendalian Tuberkulosis (KOPI TB), menjelaskan bahwa anak-anak rentan terkena TBC karena penggunaan sistem kekebalan tubuh. Pengobatan anti TBC (TPT) perlu diberikan di daerah berisiko tinggi untuk mencegah aktifnya virus TBC laten.

Pengidap HIV ringan sampai sedang yang tinggal serumah dengan penderita TBC, misalnya anak di bawah 5 tahun, remaja usia 5-14 tahun. Sebab, kelompok risikonya adalah masyarakat dengan imunitas rendah. Orang-orang spesial.

Selain itu, petugas kesehatan, narapidana, pengguna narkoba, dan masyarakat yang tinggal di tempat keramaian. Bersama Melawan TBC: Strategi Kemitraan Percepatan Pengendalian TBC Diluncurkan WKPTB Indonesia Lanjutkan Pemberantasan Tuberkulosis (TB) dan Penyakit Kritis Keempat Salah satu dari delapan negara dengan angka TBC tertinggi. harfam.co.id.co.id 3 April 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Rachel Vennya Akhirnya Dapat Refund Penuh dari Pihak Villa Mewah di Bali
Next post Transport Network IP 400GE Kunci Mendukung Transformasi Digital di Indonesia